Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK) harus menjelaskan ke publik terkait
keberadaan nama para kerabatnya dalam dokumen "Panama Papers" yang
disusun dan dibocorkan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional
(ICIJ).
Dokumen ini meliputi data transaksi rahasia keuangan para
pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detail perjanjian
keuangan tersembunyi para pengemplang dana, pengedar obat-obatan
terlarang, miliarder, selebriti, sampai bintang olahraga.
Dalam
dokumen Panama Papers, terdapat 2.961 orang Indonesia yang berkaitan
dengan sejumlah perusahaan offshore. Keluarga JK turut muncul dalam
bocoran Panama Papers bersama sejumlah tokoh Indonesia lainnya. Mereka
adalah Solihin Kalla (anak), Ahmad Kalla (adik), Aksa Mahmud (adik ipar)
dan Erwin Aksa (keponakan).
Menurut analis kebijakan publik,
Lukman Hakim, dugaan keterlibatan kerabat JK dalam investasi offshore
yang memanfaatkan keuntungan di luar negeri harus dijernihkan oleh JK
sendiri.
"JK harus menjelaskan ke publik keterlibatan keluarganya
di Panama Papers. Nama-nama tersebut diasosiasikan sebagai para
penyelundup pajak," kata dosen di Universitas Prof. Dr. Moestopo ini,
Kamis (7/4).
Menurut Lukman, yang membuat beban JK lebih berat
adalah jabatannya sebagai pemimpin negara, meskipun sebetulnya publik
sudah tahu jelas JK berasal dari keluarga pengusaha. (Baca juga: Simpan Celengan Babi...)
"Jika perlu, JK harus menjadi teladan dengan
meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas perbuatan keluarganya,"
katanya, kepada redaksi.
Lukman berpendapat permintaan maaf kepada publik tidak akan mengurangi kewibawaan JK sebagai Wapres RI.
Bahkan
kalau perlu, JK melakukan langkah mengundurkan diri dari jabatan Wapres
untuk menunjukkan bahwa dirinya pantas jadi panutan seluruh rakyat.
Pengunduran diri menjadi bukti tanggung jawab JK atas sikap tidak
nasionalis para kerabatnya.
"Pengunduran diri hanya akan menjadikannya teladan," ucap Lukman. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA