Perdana Menteri (PM) Islandia, Sigmundur David Gunnlaugsson mundur dari pemerintahan lantaran malu namanya masuk sebagai salah satu pengemplang pajak di dalam dokumen Panama Papers. Kalau saja pejabat kita peka, sikap PM Islandia ini mengajarkan rasa malu buat mereka.
Panama Papers bikin heboh dunia sejak Selasa (5/4). Dokumen rahasia itu telah menjadi konsumsi publik setelah dibocorkan media massa dari pusat data firma Mossack Fonseca, yang berbasis di Panama. Setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik seluruh dunia yang namanya tercantum dalam dokumen 11 juta halaman itu. Selain PM Islandia, nama Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan PM Inggris David Cameron, masuk radar Panama Papers.
Namun, baru Gunnlaugsson yang menjadi korban Panama Papers. Di dalam dokumen, dia diduga bersama istrinya, Anna Sigurlaug Palsdottir memiliki sebuah perusahaan offshore, alias perusahaan yang didirikan untuk menghindari pajak dalam negeri di British Virgin Islands pada 2009. Perusahaan offshore itu juga diklaim sebagai pemilik bank-bank Islandia yang ambruk karena krisis beberapa waktu lalu. Dikabarkan, istri Gunnlaugsson memiliki saham 4,1 juta dolar AS di perusahaan offshore itu.
Informasi mundurnya Gunnlaugsson dari kursi Perdana Menteri diungkapkan Wakil Ketua Partai Progresif Islandia, Sigurour Ingi Johannsson. Dia mengatakan, Gunnlaugsson telah mengundurkan diri dan telah mengajukan penggantinya kepada mitra koalisinya, Partai Kemerdekaan. Penggantinya adalah Johannsson sendiri. Belakangan, informasi mundurnya Gunnlaugsson dibantah Pemerintah Islandia. Sekretaris pers Islandia buru-buru menyampaikan informasi kalau Gunnlaugsson masih menjadi Perdana Menteri Islandia.
Namun, entah karena alasan apa Gunnglausonn telah menyarankan kelompok Parlemen Partai Progresif bahwa Wakil Ketua Partai Progresif mengambil alih posisi PM untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah menyatakan, mundurnya PM Islandia bisa jadi pelajaran berharga buat Indonesia. Seharusnya, pejabat di Tanah Air juga malu kalau boroknya sudah diketahui publik, lebih baik mengundurkan diri. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA