Tingginya jumlah konsumen psikotropika dan obat-obatan terlarang di Binjai memaksa Pemerintah Kota dan BNN bekerja keras membendungnya.
Sejumlah tempat dan instansi pun telah di-sweeping dan screening. Tak terhitung lagi berapa gelas tes urine yang sudah dihabiskan untuk membersihkan Kota Rambutan ini bebas dari pengaruh narkoba.
Terkait dengan hal ini, Walikota Binjai Idaham telah meminta agar BNN Kota Binjai maupun BNN Provinsi Sumut untuk menjadi garda terdepan memerangi peredaran narkoba di wilayahnya.
”Kita harus memulai dari diri kita sendiri, terutama PNS di Pemko Binjai, TNI, Polri dan jajaran lainnya", ujar Idaham ketika menerima pala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara, Brigjen Andi Ludianto di ruang kerjanya, Rabu (6/4),
Diakui Idaham, sejauh ini, Binjai telah menjadi sarang terbesar kedua peredaran narkoba di Sumatera Utara. Untuk itu Pemkot Binjai melalui program "Jihad Melawan Narkoba" terus digencarkan.
“Bayangkan Binjai itu ranking kedua di Provinsi Sumatera Utara,” tegasnya lagi.
Sementara itu, menurut Kepala BNN Sumut Brigjen Andi Ludianto, pemberantasan narkoba harus ada komitmen semua instansi pemerintah baik TNI, Polri dan paling penting masyarakat.
Andi mencontohkan Kampung Kubur di Medan sudah dikuasai selama tiga bulan, ketika dirazia masih terdapat peredaran ganja. Begitu juga lapas masih ditemukan pemakaian narkoba. Oleh sebab itu dengan melakukan tes urine di sekolah bahkan pengemudi angkot dan lainnya akan diketahui perkembangan pemakai narkoba.
”Kita harus melakukan sistim operasional, dengan tes urine jika diketahui ada yang positip akan di blok daerahnya tempat tinggalnya,” ujar Andi Ludianto, yang disaksikan Kepala BNN Kota Binjai AKBP Safwan Hayat, Sekdako Binjai Elyuzar Siregar, Kepala Bappeda Binjai, Kepala Kesbang Linnmas dan Plt Kaban Aset dan Keuangan Pemko Binjai. [hta]
KOMENTAR ANDA