Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Syarif mengaku akan mempelajari dokumen hasil investigasi tentang kejahatan keuangan sejumlah pihak dari seluruh dunia yang bertajuk Panama Papers.
Pasalnya dalam dokumen tersebut terdapat sejumlah nama Warga Negara Indonesia yang diduga menyimpan uang atas kejahatan keuangan, seperti pengemplangan pajak dan pencucian uang
Menurut Syarif, para penegak hukum masih kesulitan untuk mencari data tentang penyimpangan keuangan yang hasil penyimpangan keuangan tersebut dilarikan ke bank offshore di luar negeri. Kesulitan tersebut, lanjut Syarif, tidak hanya dirasakan oleh penegak hukum di Indonesia, namun juga di luar negeri.
"KPK mempelajari nama-nama yang ada di dokumen itu," ujar Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarief melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (6/4)
Panama Papers mengguncang dunia internasional, termasuk Indonesia. Panama Papers merupakan dokumen yang disusun dan dibocorkan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) pada Minggu (3/4) kemarin.
Dokumen ini meliputi data transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detail perjanjian keuangan tersembunyi para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lain-lain.
Dalam dokumen ini, sejumlah sejumlah nama besar di Indonesia ditemukan. Pun demikian dengan nama-nama sejumlah perusahaan. Bahkan, ada 2.961 nama individu ataupun perusahaan yang muncul saat kata kunci "Indonesia" dimasukkan. Selain itu, pada laman yang sama pun, muncul 2.400 alamat di Indonesia yang terdata dalam kolom "Listed Addresses". [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA