Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Malut, Selasa (5/4).
Saat memberi sambutan peresmian, Jokowi mengatakan selalu menerima keluhan tentang kekuarangan listrik ketika mengunjungi suatu kota, kabupaten, maupun provinsi, termasuk dari hotel tempat dia menginap.
Menurutnya, masalah itu timbul karena proses perizinan pembangunan pembangkit listrik yang sangat panjang, dimana diperlukan 59 perizinan. "Ngurusnya ada yang sampai 4 tahun, 6 tahun, ngurus izinnya saja. Bayangkan, ini yang harus diselesaikan terlebih dahulu" kata Jokowi.
Hal lain yang menghambat pembangunan pembangkit listrik adalah masalah pembebasan lahan. "Ini juga problem kelistrikan kita," ungkap Kepala Negara.
Saat ini perizinan pembangunan pembangkit listrik telah dipangkas dari 59 peraturan menjadi 22 peraturan, dan akan diselesaikan selama 255 hari. Namun menurut Jokowi, proses perizinan tersebut masih terlalu lama.
"Masalah yang berkaitan dengan izin apapun tolong dipercepat. Pangkas yang sulit, beri kemudahan kepada masyarakat kita," pesan Jokowi.
Dia menekankan bahwa saat ini adalah era kompetisi, maka yang lamban akan ditinggal. Proses perizinan yang memakan waktu lama tidak akan menarik investor.
"Tidak bisa lagi mengurus izin sampai bertahun-tahun. Jaman IT, ngurus izin dalam hitungan kecepatan jam. Kalau tidak, sekali lagi, bisa kalah bersaing dengan negara di sekitar kita. Negara kita harus memenangkan persaingan itu. Kalau tidak dibenahi jangan berharap memenangkan pertandingan itu," tegas Jokowi.
Dilansir dari laman setkab.go.id, ikut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana pada kegiatan tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA