Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francais mendesak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berkoordinasi dengan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan investigasi mendalam terkait insiden kecelakaan yang melibatkan pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 reg PK-LBS dengan pesawat Trans Nusa jenis ATR reg PK-TNJ, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin malam (4/4).
"Jangan yang dangkal melainkan secara keseluruhan," ujar politisi Partai Gerindra ini di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3).
Meskipun insiden itu tidak sampai memakan korban, menurut dia itu tetap merupakan kejadian serius. Karenanya, tak hanya mendesak dilakukan investigasi mendalam, ia juga mendesak dicabut lisensi petugas Air Traffic Controller (ATC) yang bertugas kala insiden terjadi.
"Dan pilotnya juga dibekukan (lisensinya)," tegas Fary.
Ia juga mendesak pengelola Bandara Halim Perdanakusuma untuk mengevaluasi kelayakan runway di sana.
"Karena Halim merupakan pangkalan militer, maka harus dievaluasi kapasitas jam yang dipakai. Lalu harus dievalusi juga kapasitas parkirnya," lanjut dia.
Pihaknya juga berencana melakukan kunjungan ke Bandara Halim untuk menijau kelayakan infrastruktur untuk mengetahui kebenaran kabar bahwa di Bandara Halim tak ada pejabat penting yang menduduki posisi General Manager (GM).
"Bagaimana bisa jam yang sibuk tidak ada pemimpinnya," sesal dia.
"Selain itu pada awal sidang besok kita akan segera panggil Menteri Perhubungan menanyakan masalah ini. Tapi juga masalah angkutan umum dan tarif pasca BBM turun," tukas Fary menambahkan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA