post image
KOMENTAR
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, merasa sangat yakin reshuffle atau perombakan kabinet kerja akan dilakukan lagi dalam waktu dekat.

"Sebab bagaimapanpun sudah ada sinayelmen Jokowi bahwa akan ada reshuffle dan sedang dilakukan evaluasi kinerja kabinet," kata Syamsuddin dalam diskusi "Cukupkah Hanya Reshuffle?" di Menteng, Jakarta, Sabtu (2/4).

Menurutnya, perombakan kabinet jilid kedua akan terjadi mengingat fakta bahwa sebagian menteri tidak bisa mengikuti langkah cepat Presiden Jokowi, terutama di bidang ekonomi.

"Ini keniscayaan, sebagian menteri tidak bisa ikuti langkah cepat Jokowi, terutama di bidang ekonomi. Sebagian bekerja masih berdasarkan petunjuk, instruksi, sinyal dan restu," ucapnya.

Yang disayangkannya, reshuffle yang sebenarnya dinamika biasa dalam pemerintahan, selalu dibuat heboh oleh pihak tertentu. Padahal, di negara lain yang menganut sistem serupa Indonesia, reshuffle kabinet adalah hal biasa saja karena itu sepenuhnya hak presiden dan dijamin konstitusi.

"Kenapa jadi heboh? Di dalam pengalaman bangsa kita, reshuffle kabinet sesuatu yang fenomenal, pada zaman soieharto tidak ada reshuffle, pada tahun 50-an kabinet jatuh bangun, pada zaman Gus Dur hampir tiap dua bulan bisa dibilang ada reshuffle, di zaman Mega bisa dikatakan tidak ada, di zaman SBY sesuatu yang dramatis," urainya. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas