Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku telah mengunjungi Suratmi, istri almarhum Siyono, di Desa Pogung, Kecamatan Kawas, Klaten, Jawa Tengah.
Ia datang ke sana untuk maksud menyiapkan hal-hal teknis terkait rencana otopsi jenazah Siyono.
Suratmi, kata Dahnil, kerap merasa sekitar rumahnya diawasi. Teror itu juga diterima Suratmi dan keluarganya dari aparatur desa setempat. Karenanya Suratmi minta bantuan agar dijaga keamanan rumahnya.
"Saya meminta teman-teman pemuda Muhamamdiyah, untuk melakukan penjagaan terhadap rumah Suratmi, termasuk kuburan Siyono jelang otopsi," kata Danhil di Jakarta, Jumat (1/4).
Lalu, Dahnil bercerita, sempet terjadi percakapan alot antara dirinya dan kades setempat, Joko Wijoyo. Intinya kades tersebut menolak dilakukan otopsi terhadap almarhum Siyono. Jika pun bersikeras otopsi harus di luar desanya. Kades Joko juga mengajukan syarat lain untuk tidak dikuburkan lagi jenazah Siyono di desa itu jika selesai otopsi. Seluruh anggota keluarga Siyono juga harus angkat kaki dari desa itu.
"Hal itu saya sampaikan kepada Suratmi. Yang bikin saya terenyuh adalah jawaban dari Suratmi, ia mengatakan, saya sedang mencari keadilan, saya menitipkan usaha saya kepada Muhammadiyah. Kalaupun kemudian dalam usaha saya, saya harus terusir, bumi Allah itu luas," kata Dahnil menirukan ucapan Suratmi.
Mendengar tekad janda Siyono itu, Dahnil pun mengatakan Muhammadiyah siap menanggung hidup Suratmi beserta lima anaknya.
"Itu komitmen kami. Kami akan menanggung bebas hidup Suratmi bersama anak-anaknya, jika ia benar-benar diusir dari kampungnya karena usahanya mencari keadilan," tegas Dahnil.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA