Walaupun sudah dipaksa meninggalkan lahan garapannya di Ketapang-Kalimantan Barat, Dadang Darmawan warga eks-Gafatar asal Medan sempat membuat pemetaan lahan.
Beserta saudara-saudara seperjuangannya, Dadang telah membangkitkan potensi pertanian dan peternakan di lahan barunya itu.
Namun, kehadiran warga Gafatardi Ketapang menurut Dadang masih kalah banyak dari kehadiran pekerja asing asal Cina yang ditampung di industri pabrik kertas dan bauksit.
"Jadi memang benar isu tentang gelombang pekerja asing asal Cina yang datang ke Indonesia. Di sana ada kurang lebih 1000 pekerja asing asal Cina. Mereka bekerja di pabrik kertas dan bauksit," kata Dadang kepada MedanBagus.Com, Kamis (31/3).
Dadang juga mengatakan para pekerja asing tersebut tidak dapat berbahasa Indonesia dan tidak berbaur kepada masyarakat pribumi.
"Persentasenya ada 80:20, pekerja Cinanya yang 80. Mereka sama sekali tidak dapat berbahasa Indonesia dan tidak berbaur kepada masyarakat sekitar," ungkapnya.
Ketika dimintai pendapat tentang gelombang pekerja asing yang masuk ke Indonesia, Dadang menyampaikan bahwa ia sangat prihatin melihat kondisi bangsa ini.
"Saya selama di Medan aktif mengikuti perkembangan politik dan sosial. Dengan datangnya mereka (pekerja asing), kita semakin tidak berdaya di dalam negeri sendiri. Kita tinggal menunggu waktu, Indonesia akan benar-benar dikuasai Cina," demikian Dadang. [hta]
KOMENTAR ANDA