Film Pulau Buru Tanah Air Beta karya Sutradara Rahung Nasution yang sempat menuai polemik karena pemutarannya di tolak oleh ormas di Jakarta, akan segera di putar di Kota Medan.
Pemutaran film ini akan dirangkai dengan kegiatan diskusi, acara musik, deklamasi, dan pembacaan sajak bertempat di Kedai Boogie, Jalan Sei Belutu Nomor 74 Medan, Jumat, (1/4).
Panitia pemutaran film dan diskusi, Tengku Ariy mengatakan persiapan pelaksanaan kegiatan ini sangat kondusif dan tidak mendapat protes dari aparat ataupun ormas di Medan. Kegiatan ini akan dikemas semenarik mungkin, apalagi sang sutradaraakan berdiskusi langsung dengan para anak muda Medan, bersama eks wakil Ketua Lekra Sumut dan beberapa bekas tentara Sukarnois.
"Kami mengundang juga seluruh organisasi kemahasiswaan kampus-kampus di Medan, dan beberapa akademisi kampus di Medan," ujarnya, Kamis, (31/3).
Sementara itu, dosen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Faisal Andri Mahrawa menegaskan, melalui pemutaran film dan diskusi ini, diharapkan anak-anak muda semakin peduli dengan nasib bangsa Indonesia, apalagi film ini mengandung unsur sejarah yang selama ini dibungkan penguasa pada zaman Orde Baru.
"Kita harus menatap masa depan, tanpa harus melupakan masa lalu," tegas kandidat Doktor Ilmu Politik Universitas Padjajaran ini.
Selanjutnya, ia menjelaskan, melihat fenomena bangsa saat ini, agar jangan sampai menjadi bangsa yang "gagal". Anak-anak muda harus mengerti dan peduli, bahwa politik bukan segalanya. Beda pandangan politik, menurutnya bukan berarti harus melupakan dan abai dengan sisi kemanusiaan.
"Kita harus ingat, bahwa sesungguhnya kita manusia, yang tetap harus memanusiakan manusia," tandasnya.
Film ini bercerita tentang mantan tahanan politik kasus pemberontakan 1965 yang kembali lagi ke Pulau Buru, sebuah pulau di Maluku yang menjadi tempat pembuangan orang-orang yang diduga terlibat pemberontakan 1965. [hta]
KOMENTAR ANDA