post image
KOMENTAR
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengecam kedatangan rombongan wartawan-wartawan senior Indonesia menemui Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Tel Avis, Israel.

Kunjungan tersebut dinilainya sangat kontradiktif di tengah sikap Indonesia yang sejak awal menentang penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. Sikap ini juga telah ditegaskan kembali oleh Presiden Jokowi dalam sidang KTT Luar Biasa OKI yang baru saja diselenggarakan di Jakarta.

Bahkan Presiden Jokowi menyerukan untuk memboikot semua produk Israel yang dihasilkan dari Tepi Barat.

"Israel juga tidak pernah mengacuhkan kecaman internasional dengan aksinya yang terus memakan korban warga sipil Palestina,” ujar Mahfudz ketika dihubungi, Selasa (29/3).

Mahfudz pun mempertanyakan agenda dari kunjungan wartawan-wartawan senior tersebut terlebih setelah Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI.

"Nampaknya Israel dan PM Netanyahu risau dengan sikap Presiden Jokowi dan pemerintah Indonesia makanya mereka berusaha mencari jalur loby yang mereka pikir akan efektif melalui wartawan-wartawan senior tersebut," ujarnya.

Paling tidak menurut Mahfudz, para wartawan senior itu diharapkan oleh Israel dapat  membantu pembentukan opini alternatif mengenai Israel. Ia heran bagaimana caranya mereka bisa masuk ke Israel, sementara dua menteri luar negeri Indonesia yaitu, Marty Natalegawa dan Retno LP Marsudi ditolak ketika hendak masuk ke Palestina.

"Mungkin karena menggunakan paspor hijau biasa, mereka masuk lewat Eropa dan baru ke Israel," tengarainya.

Para wartawan senior tersebut menurut Mahfud tidak bisa menggunakan dalih bahwa mereka hanya sekedar memenuhi undangan Israel. Kedatangan mereka jelas menggambarkan bahwa mereka tidak sensitif dan tidak responsif terhadap posisi rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia.

"Bukan hanya karena sikap Indonesia yang menentang penjajahan dalam bentuk apapun di seluruh dunia, juga karena sikap dan tindakan Israel terhadap bangsa Palestina sudah banyak dikecam oleh banyak sekali negara di dunia, Umat Islam dan Nasrani tidak bisa beribadah di kota suci Jerusalem," tambahnya lagi.

Ditanyakan adakah kemungkinan para wartawan itu membawa misi zionis Israel, Mahfudz pun menjelakan bahwa jika disimak pernyataan Netanjahu ketika bertemu dengan para wartawan senior Indonesia itu bahwa Israel akan memulai babak baru hubungan dengan Indonesia, itu berarti ada keinginan membangun hubungan diplomatik baru.  

"Dan kalau seperti ini jelas kita harus  menolak karena konstitusi kita jelas menolak penjajahn Israel," tandas politisi PKS ini.

Sebelumnya dalam lama resmi Kemenlu Israel (http://mfa.gov.il/MFA/PressRoom/2016/Pages/PM-Netanyahu-meets-with-delegation-of-senior-Indonesian-journalists-28-March-2016.aspx ) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Senin (28/3)kemarin diberitakan bertemu dengan delegasi wartawan-wartawan senior Indonesia yang datang ke Israel atas undangan dan inisiatif Kemenlu Israel.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel