Per 1 April mendatang, Pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar. Tapi, jangan gembira dulu. Penurunan yang akan dilakukan hanya secuil. Rasa serah rakyat kecil yang terjadi selama ini sepertinya tidak akan tertolong dengan penurunan itu.
Pemerintah sendiri belum mau menyebutkan angka penurunan premium dan solar itu. Pemerintah cuma memberi ancer-ancer, penurunan itu di atas Rp 200 tapi tak sampai Rp 1.000 per liternya. Yang jelas, penurunan nanti tidak akan besar-besar amat.
Pihak Pertamina beralasan, penurunan yang tidak besar ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga minyak dunia. Sebab, dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak dunia kembali naik sampai 41 dolar AS per barel.
"Kemarin (bulan lalu) harga minyak dunia berkisar 30 dolar AS per barel. Sekarang, (harganya) 41 dolar AS per barel. Kalau naik terus, bisa jadi tiga bulan kemudian harga BBM juga ikut naik. Jadi sekarang turun, tapi (angka penurunannya) nggak terlalu jauh,” ujar Dirketur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Manado, Sulawesi Utara, (Minggu, 27/3).
Harga jual premium saat ini adalah Rp 7.050 per liter dan solar Rp 5.650 per liter. Harga ini ditetapkan sejak 5 Januari 2016. Anjloknya harga minyak dunia dalam rentang Januari sampai Maret hingga menyentuh angka 30 dolar AS per barel menumbuhkan harapan masyarakat akan ikut jatuhnya harga premium dan solar. Selama rentang waktu itu, pemerintah terus memberi angin surga premium dan solar akan turun awal April. Ternyata, kenyataannya, penurunan nanti cuma seuprit.
Bambang beralasan, kecilnya penurunan itu demi stabilnya harga. Agar saat harga minyak dunia kembali naik, harga BBM di dalam negeri tidak ikut-ikutan naik dalam jumlah besar. Apalagi, dalam tiga bulan ke depan, masyarakat akan dihadapkan dengan lebaran, tahun ajaran baru, dan masa liburan panjang.
"Kalau posisi seperti itu, mau naik lagi nggak BBM? Nggak kan! Makanya sekarang sedikit ditahan. Karena bagi masyarakat itu yang penting adalah harga yang stabil,” ucapnya.
Bambang malah mengkait-kaitkan penurunan harga BBM ini dengan harga komoditas dan kebutuhan masyarakat lainnya. Kata dia, selama ini, saat harga BBM turun, harga kebutuhan pokok dan biaya transportasi tidak ikut turun. Sehingga masyarakat tidak menerima manfaat maksimal dari penurunan itu. Sedangkan saat BBM naik, harga-harga kebutuhan pokok langsung ikut naik. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA