MBC. Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri berkomentar terkait kericuhan demonstrasi sopir taksi dalam unjuk rasa protes terhadap transportasi berbasis aplikasi.
Menurutnya, apa yang terjadi adalah bentuk persaingan bisnis makin ketat karena perkembangan teknologi. Dalam kicauan di tweeternya @hanifdhakiri pada Rabu hari ini (23/3), ia mengatakan teknologi memang efesien, berharga murah dan menguntungkan konsumen.
Ia menegaskan, tidak mungkin masyarakat menolak perkembangan teknologi, namun kendati begitu teknologi harus dikendalikan.
"Rasanya tak mungkin kita tolak perkembangan teknologi, kecuali kita mau balik ke zaman batu," kicau Hanif.
Teknologi seharusnya menjadi manfaat bagi bangsa, untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan layanan bagi masyarakat. Menyikapi kisruh antara transportasi konvensional vs transportasi berbasis aplikasi, menurutnya harus dicarikan solusi yang terbaik. Tidak boleh terjadi keributan seperti yang terjadi haris Selasa, kemarin.
"Kita hidup di zaman modern. Moda bisnis berubah, moda konsumsi masyarakat juga. Siapa yang responsif terhadap perubahan akan survive," ujarnya.
Ia mencontohkan, dulu masyarakat membaca koran, lalu disaingin situs online, dulu masyarakat membeli barang ke toko, sekarang tinggal cari di situs jual beli online. Teknologi informasi merevolusi dunia. Maka dari itu Hanif menghimbau masyarakat untuk bisa mensiasatinya, yakni mensiasati dampak negatif dari teknologi dan harus dikelola dengan baik.
" Kita harus pintar-pintar mensiasati, mengaturnya dan memanfaatkannya untuk kemajuan bersama," kicaunya.
Dalam perihal ketenagakerjaan, Hanif menjelaskan tantangannya adalah kelangsungan bekerja. Industri terus berubah sesuai perkembangan zaman, namun masyarakat juga tetap membutuhkan pekerjaan.
"Apapun moda bisnisnya hubungan kerja tetap harus jelas. Jelas siapa pemberi kerja dan jelas siapa pekerjanya," tukasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA