Ekspedisi Indonesia Raya ke Gunung Aconcagua, Argentina, membuktikan keberanian dan persatuan rakyat Indonesia. Ekspedisi ini diperkuat pendaki tunadaksa berkaki satu Sabar Gorky dan lima anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut, serta tiga pendaki sipil yang salah seorang di antaranya adalah wartawan wanita.
"Pesan utama yang dibawa ekspedisi ini adalah solidaritas dan kemanunggalan rakyat Indonesia. Ekspedisi ini membanggakan dan mengharumkan nama bangsa," ujar pengusaha nasional Tomy Winata yang juga pendiri Yayasan Artha Graha Peduli dalam pertemuan dengan anggota Ekspedisi di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa sore (22/3).
Tomy dan Yayasan AGP merupakan pendukung utama Ekspedisi Indonesia Raya selain Kantor Berita Politik RMOL. Pendukung lainnya adalah Matahari Mall.com dan PT Telkom serta Kementerian Pariwisata.
Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina merupakan yang tertinggi kedua di dunia. Sabar Gorky Cs berangkat ke Argentina pada 18 Februari dan kembali 16 Maret 2016.
Tomy mengatakan dirinya mengikuti pemberitaan pendakian sejak hari pertama, dan ikut larut dalam kisah pendakian yang dramatis.
Kesembilan pendaki hadir dalam pertemuan itu. Mereka adalah Sabar Gorky, Komandan Pendakian Letkol Rivelson Saragih, Kopda Sigit Purwoko, Kopda Imam Rozikin, Praka Erlando B, dan Praka Didik Rudiyanto. Tiga pendaki lain adalah Widya Victoria, Asep Sumantri dan Syatiri Achmad Aswani.
Ramah tamah penyambutan juga dihadiri Dankomar Mayjen TNI (mar) Buyung Lalana, Danpasmar 2 Brigjen TNI (mar) Hasanudin, Asops Dankomar Kolonel (mar) Edi Juardi, Asrena Danpasmar 2 Kolonel (mar) FJH Pardosi. Pemimpin Umum Kantor Berita Politik RMOL yang juga promoror Ekspedisi Teguh Santosa dan Manajer Pendakian Dar Edi Yoga terlihat hadir.
Tomy meminta anggota Ekspedisi untuk mempersiapkan diri mendaki Gunung Vinson Massif di Antartika, Gunung Denali di Alaska, USA, dan Everest di Himalaya.
"Yang penting tidak ada anggota tim yang trauma dan mengalami mental trouble. Kalau memang program harus berlanjut, saya support," sambungnya.
Tomy mengingatkan tim untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk berlatih sehingga rencana penaklukan seven summit pada pada waktunya nanti bisa tercapai.
"Mari berlatih lagi, tirakat harus dilakukan semakin kuat, jangan terlalu banyak santai. Jangan sia-siakan kesempatan," imbuhnya.
Tomy menyarankan tim untuk melatih kekuatan otot-otot dan stamina tidak perlu dilakukan di dalam ruangan tertutup. Tim bisa berjalan kaki, misalnya di bibir pantai sambil melakukan kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat.
"Ambil sampah, kampanye jangan buang sampah sembarang, bersih-bersih lingkungan, memberi penyuluhan, dengarkan masalah masyarakat, itu lebih bagus," katanya.
Hal penting lainnya, Tomy mengingatkan perlunya sosialisasi masif agar pengibaran Merah Putih oleh Tim Ekpedisi Indonesia Raya di puncak gunung-gunung tertinggi di dunia bisa diketahui secara luas baik oleh publik di Indonesia maupun dunia.
"Misalnya, kalau pendakiannya tiga bulan lagi sosialisasi bisa dilakukan tiga kali dalam seminggu, kalau sebulan lagi sosialisasi harus tambah sering dilakukan," jelasnya.
Sementara Dankomar Mayjen Buyung Lalana mengatakan pihaknya akan menyediakan fasilitas training center bagi para pendaki di Mako Cilandak.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan RMOL dan Artha Graha berkeja bersama kami untuk mempererat hubungan TNI dan rakyat dan membuktikan kekuatan semangat rakyat Indonesia," demikian Dankormar Buyung Lalana.[rgu]
KOMENTAR ANDA