Ketika rezim Soeharto berkuasa, banyak kritik yang diajukan terkait politik salon alias politik citra ABS (asal bapak senang).
Di era reformasi sekarang, istilah itu bukannya hilang, malah bertambah. Yaitu, politik salon ABS-AIS (asal bapak senang dan asal ibu senang).
"Sekarang pada rezim Jokowi, ternyata para politikus salon ABS-AIS tetap menjadi karakter parpol, dan visi-misi anggota dewan yang jauh panggang dari pada api," kata tokoh nasional, Rachmawati Soekarnoputri, Selasa (22/3).
Jelas Mbak Rachma, sapaan akrabnya, tidak jelas apa yang diperjuangkan mereka kecuali pesanan kehendak dari bos partainya, yang menjadi komprador elite kekuasaan.
Ia pun mempertanyakan apa sikap DPR terkait beberapa persoalan yang mendapat perhatian publik belakangan ini. Seperti, soal utang luar negeri yang sudah mencapai Rp 4000 triliun; mega korupsi BLBI Rp 700 triliun yang menyengsarakan rakyat seumur hidup; dan dekadensi moral.
Mbak Rachma pun menambahkan, ciri-ciri politikus salon itu adalah; tidak punya sense of crisis; hanya bicara permukaan bukan substansi masala; dan pameo 4D (datang, duduk, diam dan duit).
"Negara dalam darurat. Jadi apa yang diharapkan dari politikus salon untuk rakyat, bangsa dan negara?" tukas Mbak Rachma, yang juga Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA