Gelombang unjuk rasa di depan kantor Walikota Binjai semakin memanas, personel Satpol PP Kota Binjai yang diturunkan kewalahan menghempang laju pengunjuk rasa yang semakin beringas.
Akibatnya, pasukan Dalmas Polresta Binjai pun diturunkan untuk meredakan emosi warga.
Namun, agaknya, gelombang kemarahan pengunjuk rasa tak bisa dipadamkan. Warga pendemo semakin bergerak liar dan anarkis. Dalmas Polres pun kewalahan menghadapi lautan pengunjuk rasa yang kian anarkis dan vandalis. Di situasi seperti itulah, pasukan pelopor Brimob harus mengambil tindakan untuk menghentikan kericuhan dan huru-hara.
"Maka, dengan disertai panduan dan protap, Brimob yang dicadangkan sebagai pem-back-up kepolisian pun meluncur ke tengah pengunjuk rasa. Dan seterusnya..."
Demikian ilustrasi pengamanan huru-hara yang disampaikan Kepala Detasemen Brimobda Polda Sumut AKBP Nugroho Tri Nuryanto kepada MedanBagus.Com, di ruangannya, usai upacara pembukaan latihan bersama pengamanan unjuk rasa di Markas Komando Den A Brimob, Jalan Soekarno-Hatta, Binjai, Senin (21/3).
Alumni Akpol tahun 2000 ini pun mengatakan, dalam latihan bersama yang nantinya juga melibatkan Satpol PP, Dalmas Polres Binjai serta Pemerintah Kota Binjai ini, seluruh perseonel akan dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan profesional dan menjungjung tinggi hukum dan hak azasi manusia.
"Personel Brimob dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab, mentaati hukum, menjunjung tinggi moral sebaga manusia yang beriman," lanjut Nugroho.
Ilustrasi yang disampaikan Nugroho di atas akan disimulasikan pada saat latihan pengamanan kota dari huru-hara di kantor Walikota Binjai pada 23-24 Maret besok. [hta]
KOMENTAR ANDA