Planet bumi telah menjalani perubahan iklim drastis pada bulan Februari kemarin.
Menurut penelitian para ahli iklim, Februari 2016 merupakan bulan terpanas dalam sejarah. Bahkan tahun ini, 2016, dikayiniakan menorehkan rekor terpanas, lebih hangat daripada tahun 2015.
"Kita akan kembali pada keadaan normal, kenaikan suhu. Ini merupakan peringatan akan bahaya yang membentang di depan," kata salah satu peneliti dari British Antarctic Survey, Profesor David Vaughan.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa bahaya dramatis telah ditunjukkan di sejumlah wilayah di dunia, seperti kekeringan di Kepulauan Marshall di Pasifik, yang telah memaksa pemerintah ada untuk mengeluarkan keadaan peringatan darurat. Di bagian dunia lainnya, Prancis mengalami musim dingin terhangat yang pernah dicatat.
Menurut catatan para peneliti, lonjakan suhu global pada bulan lalu mencapai 1,35 derajat celcius di atas tingkat pra-industri.
"Angka bulan lalu masih harus dilihat potensi suhu akan terus meningkat ini tajam," kata Profesor Richard Betts, kepala penelitian dampak iklim di Exeter University.
"Tidak ada keraguan ini adalah tanda mengkhawatirkan," samabungnya seperti dimuat The Guardian (Minggu, 20/3).
Para ilmuan juga memperingatkan akan ada banyak negara pulau di Pasifik yang akan hilang jika planet ini mengalami pemanasan d dramatis.
"Itulah sebabnya tingkat suhu bulan lalu begitu signifikan - dan mengkhawatirkan," tambah Betts. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA