Presiden Joko Widodo menggunakan jurus mabuk dalam memimpin pemerintahan
Hal itu dikatakan Direktur IndoBarometer, Mohammad Qodari, saat diskusi bertema "Reshuffle (Jadi) Lagi?" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3).
Qodari menilai langkah politik Jokowi kerap seolah menunjukkan ia tidak memiliki sosok pemimpin. Padahal, Jokowi cerdas secara politik.
"Dia (Jokowi) cerdik secara politik. Dia boleh kelihatan naif, tapi sebetulnya jurus-jurus politiknya tidak linier. Dia pakai jurus mabok juga ini," kata Qodari.
Qodari menilai banyak kalangan meragukan kemampuan Jokowi dalam memimpin negara. Namun, setelah 1,5 tahun menjabat Presiden, Jokowi telah melewati ujian politik yang keras. Seperti dalam pembentukan kabinet kerja.
"Kabinet yang terbentuk bukan kabinet yang diharapkan. Tapi pelan-pelan dia bisa masukkan orang yang diharapkan, misal Luhut Panjaitan (Menko Polhukam)," imbuhnya.
Meski saat ini posisi Jokowi terlihat kuat, namun hal tersebut tidak akan pernah bisa 100 persen. Penyebabnya, Jokowi bukan ketua umum partai politik yang memiliki massa riil. Di samping itu, faktor penghambat Jokowi adalah utang politik
"Jokowi punya sentimen pribadi atau kondisi psikologis yang tidak akan pernah sepenuhnya 'independen'. Dia punya utang politik," ujar Qodari. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA