Salah satu poin evaluasi penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2015 adalah angka partisipasi pemilih.
Ketua KPU, Husni Kamil Manik mengatakan walaupun secara nasional angka partisipasi pada Pilkada Serentak 2015 menurun sekitar 2 hingga 3 persen, namun secara internasional, angka partisipasi pemilih Indonesia masih tergolong tinggi.
"Di negara-negara lain, di negara demokratis ya, itu susah mendapatkan persentasi sebesar 69 persen. Tapi karena kita terbiasa partisipasi di atas 70 persen, maka ini dianggap rendah," ujar Husni ketika menjadi Narasumber pada seminar 'Evaluasi Pilkada 2015' di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa (15/3).
Husni juga mencoba menghubungkan effort yang dikeluarkan oleh peserta dan penyelenggara untuk kampanye dengan tingkat partisipasi, dan membandingkan dengan penyelenggaraan Pilkada sebelumnya.
Husni memberikan gambaran pada penyelenggaraan Pilkada sebelumnya, begitu banyak anggaran terbuang untuk kampanye dan begitu banyak alat peraga kampanye (APK) yang dipasang di tiap sudut kota. Secara hitungan kasar, jumlah anggaran dan APK yang digunakan pada pilkada lalu ialah tujuh kali lebih besar daripada yang dihabiskan untuk Pilkada Serentak 2015.
Dengan output tingkat partisipasi yang tidak jauh berbeda, lanjut Husni, pelaksanaan kampanye Pilkada Serentak 2015 jauh lebih menghemat anggaran dan juga lebih tertib, karena pasangan calon tidak lagi dapat secara sembarangan memasanga alat peraga kampanye.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA