Kementerian Ketenagakerjaan berupaya terus agar tidak ada lagi TKI yang berangkat ke Timur Tengah sebagai pekerja rumah tangga (PRT).
Sejak diumumkan penutupannya pada tanggal 4 Mei tahun lalu melalui Keputusan Menteri ,19 negara Timur Tengah memang telah resmi tertutup sebagai tujuan para PRT. Namun masih saja terjadi migrasi ilegal, dengan berkedok TKI bekerja pada perusahaan.
"Banyak TKI diberi visa sebagai woman cleaner, di Job order tertulis akan bekerja di perusahaan. Namun sampai di Timur Tengah, malah dipekerjakan di rumah tangga," kata Staf Khusus Menaker, Dita Sari, dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 15/4).
Kemenaker, ungkap Dita, menyesalkan sejumlah kedutaan Timur Tengah yang masih saja mengeluarkan visa House Maid untuk majikan perorangan. Ia pun memastikan sudah memegang nama-nama TKI yang berangkat dan juga nama perusahaan pengerahnya.
"Ada sekitar 57 PPTKIS yang nama-nama TKI nya telah terdaftar di Sisko TKLN milik BNP2TKI. Mayoritas berdomisili Jakarta. TKI nya saat ini ada di penampungan milik PPTKIS menunggu diberangkatkan. Ada sekitar 3000 TKI," demikian Dita. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA