post image
KOMENTAR
Siapa cagub DKI paling populer? Lembaga non profit Emrus Corner, kemarin, merilis hasil surveinya. Hasilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, masih jadi cagub paling populer diikuti Ahmad Dhani dan Yusril Ihza Mahendra. Hanya saja, dari hasil survei diketahui bahwa cagub dari jalur perorangan atau independen ternyata kurang diminati. Hanya ada 16 persen responden yang mendukung cagub perorangan.

Rilis hasil surveiitu digelar dalam sebuah diskusi bertajuk "Pertarungan Gubernur DKI Jakarta", di Cikini, Jakarta, kemarin. Dalam acara itu, hadir sejumlah pembicara. Seperti Direktur Emrus Corner Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif Polcomm Institure Heri Budianto, dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat Andi Nurpati.

Emrus menyebut, timnya sudah melakukan survei di 5 wilayah Jakarta. Survei mengambil sampel 400 responden perempuan dengan metode purposive sampling. Survei dilakukan dengan metode tatap muka atau wawancara langsung yang dikerjakan 8-10 Maret lalu. Disebutkan Ermus, latar belakang pendidikan responden bermacam-macam. Begitu juga usia dan suku bangsa. Paling banyak adalah Jawa, yakni 55 persen, Betawi 33,5 persen dan sisanya berlatar belakang suku yang lain.

Dari hail survei diketahui bahwa Ahok sebagai cagub paling populer dengan perolehan 100 persen. Menyusul kemudian nama Ahmad Dhani dengan perolehan 65,05 persen, lalu Yusril Ihza Mahendra memperoleh 39,16 persen. Sementara itu di urutan buncit ada politikus PPP Abraham Lunggana atau Haji Lulung dengan 12,81 persen.

Meskipun Ahok populer, menurut Emrus, tidak semua pemilih perempuan menyukainya. Ahok hanya disukai sebesar 68,23 persen. "Tidak suka belum tentu tidak memilih, sebaliknya suka belum tentu memilih," sebut Emrus.

Dari hasil survei juga diketahui Ahok masih memuncaki tingkat keterpilihan yakni 46,2 persen. Sisanya adalah Yusril (3,5 persen), Biem Benyamin (1,75 persen), Ahmad Dhani (1,75 persen), Adhyaksa Dault (1,25 persen), dan Sandiaga Uno (1 persen).

Yang menarik adalah 80,30 persen responden yang disurvei lebih memilih calon gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh partai politik. "Sementara itu sisanya 16,26 persen. Ini menunjukkan bahwa calon independen kurang diminati," kata Emrus.

Andi Nurpati mengatakan, hingga kini Demokrat belum menentukan nama yang bakal diusung di Pilgub DKI nanti. Saat ini partai masih mengamati perkembangan politik di DKI. Apakah akan mendukung Ahok? Andi menegaskan, partainya menutup dukungan kepada cagub yang maju tanpa kendaraan parpol. Dukungan partai hanya diberikan kepada calon yang melalui jalur parpol serta mengikuti proses mekanisme internal. Kendati demikian, dia bilang biasa saja ada perubahan.

"Tak menutup kemungkinan di ending time ada keputusan, maksudnya tetap harus dengan jalan di luar mekanisme. Tergantung situasi, tapi kita berharap sesuai dengan mekanisme," ucap Andi.

Heri Budianto mengatakan, Ahok terlalu cepat mengambil keputusan maju melalui jalur independen. Seharusnya Ahok bisa menunggu untuk mendekati sejumlah parpol. Kata dia, melihat dari sejarah, maka calon perseorangan selalu kurang diuntungkan seperti yang pernah dialami calon wakil Gubernur DKI Biem Benjamin. "Untuk calon independen itu sangat berat," tukas Heri.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Prof Asep Warlan Yusuf mengatakan hal serupa. Calon perorangan memang berat. Dibandingkan partai yang punya mesin politik mulai dari tingkat pusat, provinsi sampai tingkat ranting. "Dari sejumlah pilkada di daerah, jalur perorangan memang tidak cukup berhasil," kata Asep, saat dikontak Rakyat Merdeka tadi malam.

Dari catatannya, kata Asep, peluang calon yang maju didukung partai memang lebih tinggi. Selain itu, kata dia, problem calon yang maju lewat independen relatif besar. Terutama saat nanti terpilih karena akan kehilangan dukungan di legislatif. Dengan sejumlah alasan itu, Asep yakin Ahok akan pindah di detik-detik terakhir.

"Apalagi saat ini, keputusan maju lewat jalur perorangan belum final. Peluang Ahok maju dengan PDIP juga masih terbuka apalagi Bu Mega belum memberikan keputusan," pungkasnya. [hta/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa