post image
KOMENTAR
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan menyayangkan sikap PT Pupuk Sriwijaya yang membelakangi kepentingan publik.

Pusri dianggap kurang maksimal mendukung Pemerintah dalam penyelenggaraan Festival Gerhana Matahari Total (GMT) di Palembang.

Asap pabrik Pusri dikeluhkan warga Palembang yang berkumpul di Jembatan Ampera karena menghalangi pemandangan fase puncak GMT. Padahal terjadinya GMT bertepatan dengan hari libur nasional Nyepi 1 Saka 1938.

Kepada RMOL Sumsel (grup medanbagus.com) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel, Permana, mengungkapkan alasan Pusri tetap beroperasi hari ini adalah kepentingan bisnis.

"Proses tengahnya (gerhana) enggak kelihatan. Selain ada awan tebal, salah satunya penyebabnya juga berasal dari asap PT Pusri. Alasannya sih bisnis, PT Pusri tidak mau menghentikan sementara," ungkap Permana saat ditemui usai menyaksikan GMT di Jembatan Ampera, Rabu (9/3).

Dia mengaku sudah mengirimkan surat permintaan agar Pusri menghentikan sementara aktivitas pabriknya selama GMT berlangsung.

Menurutnya, GMT merupakan fenomena alam yang sangat langka terjadi. Belum tentu seseorang dapat menyaksikan peristiwa itu dua kali di seumur hidupnya.

"Menurut saya, nilai peristiwa GMT tidak terhingga. Seyogyanya, PT Pusri bisa menutup pabriknya selama 1-2 jam. Padahal, surat sudah dikirimkan, supaya PT Pusri dapat menghentikan sementara pabriknya," paparnya.

Sebelumnya PT. Pusri sudah membantah tuduhan warga Palembang yang menuding asap pabrik mereka menghalangi pemandangan GMT. Namun mereka akui bahwa pabriknya tetap beroperasi di hari libur nasional ini.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel