Kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali pulih setelah Rizal Ramli (RR) masuk kabinet. Karena itu, sikap Wapres Jusuf Kalla yang menyerang RR sungguh mengherankan.
"JK mau Jokowi gagal, tidak mau kinerja pemerintahan membaik. JK dengan nyata menzolimi RR yang selama berada di kabinet membuat kebijakan-kebijakan untuk mewujudkan Nawacita dan Trisakti," ujar Koordinator Forum Komunikasi Alumni antar Perguruan Tinggi Se Indonesia (Forkapti), Syafril Sjofyan kepada redaksi, Selasa (8/3).
Syafril mengingatkan jelang Pilpres 2014 lalu JK pernah mengatakan Indonesia hancur bila dipimpin Jokowi. Tapi saat ini terbukti JK yang membuat Indonesia hancur. Berbagai manuver dan langkah politiknya terlihat mengangkangi Nawacita dan Trisakti.
Menurut Syafril, selama ini berbagai tindakan JK menunjukkan JK sangat tidak ingin Jokowi sukses mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Terbaru, dengan reaktif JK mempersoalkan perubahan nama Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya padahal sebenarnya kementerian yang dipimpin RR itu membawahi kementerian ESDM. Tetapi terkait aspirasi masyarakat Maluku yang menginginkan Blok Masela dikelola di darat, JK diam membisu. Bahkan JK bergeming soal isu aliran dana 1 juta dolar USD ke pejabat yang mendukung skema offfshore Blok Masela.
"Beredar kabar ada cawe-cawe oknum pejabat terkait Blok Masela, tapi kenapa JK diam? Apakah JK jadi bagian dari mereka? Jadi sebenarnya, Indonesia hancur oleh Jokowi atau oleh JK?" sindir Syafril.
Syafril menduga, JK punya motif terselubung. Dia ingin mengangkangi Presiden Jokowi, menghendaki kepercayaan publik terhadap Jokowi hancur, dan pada akhirnya menggeser Jokowi dari RI1. Kalau sudah demikian, JK bisa mengendalikan dengan leluasi kehancuran Indonesia.
"Bagi JK, situasi saat ini dimana kepercayaan publik terhadap Jokowi kembali menguat tidaklah bagus. Makanya, untuk mengembalikan jalan cerita pada skenario yang sudah dibayangkan JK (Indonesia hancur dipimpin Jokowi), RR mesti dihajar dulu," katanya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA