post image
KOMENTAR
Setelah Lombok, kini giliran Nangroe Aceh Darussalam akan mengembangkan konsep wisata halal atau "halal destination." Sebagai langkah awal, akan digelar Aceh International Rapai Festival September 2016 mendatang.

"Rangkaian acara show music yang bernuansa muslem juga," ujar Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi, Jumat (4/2). Dia mengakui konsep wisata halal itu sesuai instruksi Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Rapai merupakan alat musik khas Aceh seperti gendang. Banyak masyarakat Islam di Aceh menggunakan alat musik ini dalam berbagai kegiatan Islami.  "Jadi semacam rebbana, tapi ini ternyata bisa mendunia juga," ungkapnya.

Reza sendiri sudah berkoordinasi dengan semua seniman di Tanah Air dengan berbagai jaringannya. "Sudah konfirmasi sekitar 15 negara akan confirm ikut di acara kami nanti itu," sambungnya.

Menpar Arief Yahya mengakui pasar halal tourism itu besar. "Hampir sama dengan jumlah outbond China 100 juta orang setiap tahunnya," ucapnya.

Bagaimana agar branding Halal Destination” itu cepat mengangkat nama Aceh? Salah satu cara yang paling efektif adalah memenangkan kompetisi halal tourism yang secara rutin digelar di Abu Dhabi, UAE. "Di Aceh sendiri juga harus dipersiapkan hospitality-nya," tandasnya.

Pasar Timur Tengah digarap, karena daya beli dan kebiasaan belanja wisman asal Jazirah Arab juga tergolong besar. Bahkan terbesar diantara wisman lain di seluruh dunia.

"Arab Saudi itu bisa USD 1.750 per kunjungan. Uni Arab Emirat rata-rata USD 1.500 per visit. Dibandingkan dengan Eropa maupun Asia, mereka lebih royal, karena rata-rata hanya USD 1.200 yang ke Indonesia," demikian Menpar. [hta/rmol]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam