Tokoh muda peduli lingkungan hidup sekaligus sekretaris jenderal Kemangteer Indonesia, Doni Latuparisa, S.Sos. ikut angkat bicara persoalan biaya kantong plastik sebesar Rp. 200., di beberapa tempat perbelanjaan. Beliau cukup mengapresiasi niat pemerintah dalam mengurangi sampah plastik dengan kebijakan kantong plastik berbayar.
"Dalam kondisi ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah, semangat pemerintah yang ditunjukkan dengan menguji coba kebijakan tersebut sudah cukup baik," katanya, Rabu (2/3).
Namun melihat realita penggunaan kantong plastik yang justru lebih banyak digunakan di pasar-pasar tradisional, membuat kebijakan kantong plastik berbayar di beberapa tempat perbelanjaan modern menjadi tidak efektif. Sampah plastik tidak akan berkurang.
"Jumlah kantong plastik yang terpakai malah lebih banyak di pasar tradisional, sedangkan kebijakan kantong plastik berbayar hanya diterapkan di tempat perbelanjaan modern. Penggunaan kantong plastik tidak akan menurun, kalau begitu kebijakan ini tidak efektif," ungkapnya.
Penggunaan plastik sudah kian sulit untuk ditinggalkan masyarakat, maka dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif dan strategis dari pemerintah.
"Alangkah lebih baik jika pemerintah membuat kebijakan yang lebih strategis, tidak seperti kebijakan kantong plastik berbayar itu. Contohnya dengan mengembangkan bank sampah, salah satunya sudah ada di Sicanang," sebutnya.
Tokoh muda ini juga memberikan saran untuk pemerintah agar lebih transparan dalam mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, jangan sekedar menggunakan kampanye melindungi lingkungan hidup namun ada maksud-maksud tersembunyi.
"Kalau benar-benar mau melindungi lingkungan hidup, bantu para pegiat lingkungan hidup dan ciptakan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif," tandasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA