post image
KOMENTAR
Nasib tragis dialami oleh salah seorang siswa SMP Negeri 19 Medan bernama Kairani Laia. Ia memilih untuk putus sekolah karena merasa malu secara terus menerus ditagih uang sebesar Rp 800 ribu oleh pihak sekolah. Sementara, ia merupakan siswa dari keluarga tidak mampu sehingga tidak sanggup membayar uang tersebut.

"Saya sudah bilang belum bisa bayar, karena bapak belum ada uang," katanya saat ditemui di rumahnya, Jalan Abadi No 52 Medan Sunggal, Rabu (2/3).

Kairani menjelaskan, uang yang diminta oleh pihak sekolah yakni untuk membayar uang buku sebesar Rp 327 ribu dan uang baju sebesar Rp 510 ribu. Uang ini menurutnya sudah sangat besar mengingat orang tuanya yang berprofesi sebagai tukang becak dan buruh cuci hanya memiliki penghasilan kecil.

"Makanya biarlah saya nggak sekolah aja, karena bapak dan ibu nggak punya uang," ujarnya.

Kairani mengaku masih ingin melanjutkan sekolah. Namun kondisi ini membuatnya harus mengurungkan niat dan sehari-harinya mengikuti ibunya bekerja sebagai buruh cuci di rumah-rumah warga.[rgu]

Tak Ada Niat Baik Selesaikan Sengketa, Yayasan Pendidikan Al Hidayah Permainkan Warga

Sebelumnya

Pembatalan Kenaikan UKT oleh Menteri Nadiem Tidak Menyelesaikan Masalah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Pendidikan