
Menurutnya, perusahaan mereka sangat juga siap untuk berpartisipasi dalam mewujudkan upaya tersebut.
"Kita sangat medukung, karena kita sangat berkeyakinan hal ini untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya, Rabu (24/2).
Simon berkeyakinan, gebrakan Menteri Rizal ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang sangat matang baik terutama dari sisi ekomomis. Keputusan Rizal untuk menggandeng 4 kementerian lain untuk membenahi seluruh infrastruktur dan fasilitas lainnya di kawasan Danau Toba menjadi bukti matangnya perencanaan tersebut.
"Jadi tidak ada alasan untuk tidak mendukungnya," ujarnya.
Simon mengakui, berbagai pihak mulai menggaungkan penutupan seluruh perusahaan yang ada di seputar Danau Toba terkait dengan kebijakan tersebut. Padahal menurutnya, perusahaan-perusahaan yang berada diseputar kawasan Danau Toba tetap menjadi mitra strategis dalam mensukseskan progra tersebut.
"Kita sering dibilang perusahaan perusak lingkungan, padahal kita mempunyai kajian-kajian yang jelas mengenai seluruh kegiatan yang kita lakukan. Kewajiban-kewajiban menjaga kelestarian lingkungan yang diatur Peraturan Menteri Kehutanan tetap kita laksanakan, bahkan 30 persen dari total konsesi, hanya 28,8 persen yang dijadikan Hutan Tanaman Industri, selebihnya kita jadika kawasan konservatof dan lingkar hijau (green belt)," ungkapnya.
Data yang disampaikan, luas wilayah konsesi PT TPL di sektor Aek Nauli mencapai 22.533 hektar. 28 persen dari total wilayah tersebut ditanamai Eucalyptus yang menjadi bahan baku pulp perusahaan.[rgu]
KOMENTAR ANDA