Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai harga plastik berbayar untuk barang belanjaan sebesar Rp 200 terlalu murah. Menurutnya, khusus warga ibukota bisa dikenakan biaya Rp 5.000 untuk tiap lembar plastik.
"Kalau harganya Rp 200 Jakarta terlalu murah dan akhirnya dia tidak menghargai. Ambil terus buang, ambil buang lagi. Paling tidak di Jakarta, satu plastik itu Rp 5.000," ungkapnya saat menghadiri Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Jalan Imam Bonjol, Minggu (21/2).
Mantan Walikota Blitar itu menambahkan, kewajiban membayar Rp 5.000 untuk kantong plastik kresek dapat dilakukan di ritel modern. Sementara di pasar tradisional tiap plastik kresek cukup dihargai Rp 500 per lembar.
Djarot mengaku sudah membicarakan hal tersebut dengan direksi PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai pengelola Pasar Induk Cipinang untuk menerapkan kebijakan itu.
"Gunakanlah tas yang bisa terurai dan digunakan berulang-ulang," ujarnya.
Djarot membeberkan, untuk wilayah Jakarta saja sebanyak 11 persen sampahnya terdiri dari sampah plastik. Bahkan, sampah-sampah yang tergenang di sungai kebanyakan sampah plastik. Sedangkan, sampah tersebut baru dapat terurai seribu tahun mendatang.
"Ini sudah darurat. Makanya kita harus keras, tidak bisa main-main lagi," tegasnya.
Diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mulai hari ini memberlakukan kebijakan pembayaran kantong plastik sebesar Rp 200 ketika berbelanja. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Kementerian LHK Nomor: SE-06/PSLB3-PS/2015 tentang Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Retail Modern. Kebijakan ini diberlakukan hingga 5 Juni 2016 mendatang.[rgu]
KOMENTAR ANDA