Saat ini, media televisi nasional terkesan permisif kepada propaganda LGBT, namun bersikap diskriminatif terhadap umat Islam.
Demikian disampaikan penggerak budaya Melayu yang juga mantan Ketua Departemen Keumatan KAHMI Nasional, Geisz Chalifah, kepada Kantor Berita Politik RMOL (Sabtu, 20/2).
Menurut relawan Medical Emergency Committe (MER C) yang juga mantan Ketua PB Pemuda Alirsyad tiga periode ini, maraknya LGBT disebabkan oleh media televisi yang memberikan ruang seluas-luasnya kepada para lelaki melambai untuk tampil dalam berbagai acara.
"Program semacam itu ditonton oleh jutaan anak kecil yang akan mudah meniru tingkah polah mereka," ungkap Geisz.
Namun di sisi lain, sambung Geisz, yang juga public relation Radio Silaturahim (Rasil) ini, media televisi melakukan diskriminasi terhadap umat Islam. Terbukti terjadi pemecatan terhadap pembawa berita yang ingin mengenakan jilbab.
"Bahkan hampir di seluruh media televisi nasional tidak kita temukan pembawa berita yang boleh mengenakan jilbab kecuali dalam acara keagamaan," ungkap Geisz. [hta]
KOMENTAR ANDA