Generasi muda Indonesia harus waspadai perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan modern. Di satu sisi, hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang perkembangan informasi dunia. Namun di sisi lain juga dapat meracuni dan merusak pikiran generasi muda bangsa Indonesia.
Demikian dikatakan politikus PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, saat menjadi narasumber Bela Negara di Hotel Arya Duta (Jumat, 19/2). Bila diteliti, lanjut Basarah, ada banyak informasi yang disebar, baik yang disebarkan melalui perusahaan teknologi informasi dunia maupun yang diunggah oleh orang-orang maupun kelompok tertentu, sangat banyak yang mengandung muatan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
"Saya mensinyalir ada upaya sistematis untuk menghancurkan bangsa Indonesia dengan cara memasukkan nilai-nilai kebudayaan asing kepada agenerasi muda melalui teknologi informasi tersebut. Hal inilah yang disebut sebagai perang modern," ungkap Basarah.
Basarah menjelaskan, perang modern adalah perang yang tidak dapat dikenali namun dampaknya dapat dirasakan. Salah satu modusnya adalah melalui pembentukan tata nilai dunia yang bersifat universal atau transnasional dengan basis paham individualisme dan liberalisme. Di sisi lain paham radikalisme agama juga turut mengambil bagian memprogandakan nilai-nilai radikalismenya.
"Kedua jenis ideologi transnasional sama-sama mempropagandakan nilai-nilai ideologinya tersebut melalui alat-alat teknologi komunikasi," ungkap Basarah.
Bangsa Indonesia, sambung Basarah, saat ini juga tengah menjadi obyek perang modern tersebut. Praktik perang modern tersebut dimulai dari upaya penghapusan memori kolektif bangsa akan sejarah dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dengan melakukan propagada yang menjelekkan nilai-nilai luhur warisan Pendiri Bangsa, dan bahkan tidak jarang ditemukan propaganda yang menjelek-jelekkan para pemimpin bangsa sendiri.
"Propaganda seperti itu tujuannya agar generasi muda kita saat ini tidak perlu lagi mewarisi nilai-nilai luhur bangsa dan tidak perlu menjadikan perjuangan para pahlawan bangsa sebagai suri tauladan generasi bangsa saat ini," demikian Basarah. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA