post image
KOMENTAR
Saksi mata dalam insiden ledakan kembang api usai pelaksanaan Sembahyang Tebu di Vihara Brahrang, Jalan Gatot Subroto, Binjai, bernama Liem Koh Peng menyebutkan, ledakan kembang api dipicu banyaknya dupa yang dibakar saat sembahyang. Bara api yang membakar dupa tersebut diduga terpercik dan membakar tumpukan kembang api yang sudah dipersiapkan disekitar lokasi.

Dalam setiap perayaan Sembahyang Tebu, pihak panitia menurutnya selalu mengundang para pejabat. Hal inilah yang membuat Pj Walikota Binjai Riadil Akhir Lubis hadir dalam acara tersebut.

"Mereka panitia selalu undang pejabat, itu sudah tradisi," katanya, Selasa (16/2).

Liem menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB dinihari tadi. Dalam insiden ini salah satu kembang api terbang dan meledak persis di wajah Pj Walikota sehingga membuat hidungnya terluka.

"Dia dibawa langsung ke rumah sakit," ungkapnya.

Pantauan dilokasi, pagi ini situasi di Vihara Brahrang sudah kembali normal. Warga dari etnis Tionghoa masih melanjutkan Sembahyang mereka.

"Ini kegiatan masih sama menyambut perayaan Imlek," ujarnya.

Sembahyang Tebu menurut sejarah merupakan sembahyang yang dilakukan oleh Etnis Hokkien pada tanggal 9 bulan 1 Imlek (9 hari pasca Imlek). Mereka baru merayakan Imlek pada hari tersebut karena sebelumnya bersembunyi di ladang tebu seiring munculnya peperangan pada masa itu. Setelah perang usai, mereka baru kekua dari persembunyian dan menggelar sembahyang syukur sekaligus merayakan Imlek.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel