
Sebut saja Nugra, warga Ampenan (43) yang berprofesi sebagai supir taksi ini mengaku tidak merasakan nikmatnya kue besar bernama "Wisata Halal" di Kota Lombok.
"Mungkin mas melihat kami, supir taksi di Lombok makmur ya mas, karena sudah kedatangan banyak tamu dari luar daerah. Kenyataannya tidak. Kami justru tidak kebagian kue itu (Destinasi Wisata Halal)," ujar Nurga kepada MedanBagus.com.
Menurut Dirga, meski sudah ditetapkan sebagai tempat pariwisata internasional, namun hingga kini belum ada tanda-tanda menjanjikan bagi kesejahteraan supir taksi. Pasalnya, lanjut Dirga, tamu yang datang lebih memilih menggunakan jasa travel yang disediakan pihak hotel.
"Pendatang yang pada umumnya rombongan masih memilih travel dari hotel sebagai alat transportasinya," kata Nurga.
Hal yang sama disampaikan Pak Jun, supir taksi. Menurut Pak Jun, dirinya hanya berharap pada pengunjung yang melepaskan diri dari robongan.
"Itu pun kita harus menunggu kesempatan lagi dari penumpang yang tidak kedapatan taksi Blue Bird," ujar Pak Jun. [hta]
KOMENTAR ANDA