Tokoh nasional KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menerima penghargaan MURI untuk rekor seniman seni lukis klelet rokok kretek pertama yang membuat pameran di Galeri Nasional. Rekor MURI kategori budaya ini ia terima pada perayaan ulang tahun ke-26 MURI di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis malam (28/1).
Usai acara, Gus Mus memberikan komentar kepada wartawan terkait fenomena radikalisme dan ekstremisme yang belakangan kembali muncul mengusik ketenangan masyarakat.
Menurut Gus Mus, keinginan seseorang untuk bergabung dengan kelompok radikal tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, yang sering disebut banyak orang sebagai dalang. Ia justru melihat faktor terbesar yang menjadi penyebab adalah kurangnya pemahaman terhadap agama.
Kiai sekaligus penyair ini menambahkan, seringkali semangat beragama tidak diimbangi dengan pemahaman agama yang baik.
"Semangat dengan pemahaman beragama itu harus seimbang. Pemerintah harus menyadari itu merupakan ancaman yang serius dan masyarakat harus kembali pada jati dirinya sebagai orang yang berketuhanan, berkemanusiaan yang adil dan beradab," kata Gus Mus yang kini sudah berusia 71 tahun.
Ia juga mengkritik pemerintah yang dinilai tidak kreatif menangani akar radikalisme dan ekstremisme. Tegas dia, perubahan peraturan sebanyak apapun tidak akan banyak menyelesaikan persoalan.
"Dulu zaman orde lama, politik dijadikan panglima. Zaman Soeharto diubah menjadi ekonomi. Sekarang politik kembali dijadikan panglima. Tidak kreatif, mbok ya dicoba sekali-kali budaya dijadikan panglima," tukas Gus Mus, sambil menambahkan kita terlalu fokus ke ekonomi dan politik. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA