post image
KOMENTAR
Publik dihebohkan kemunculan organisasi masyarakat Pembela Tanah Air (PETA). Eks anggota TNI AD, Muhammad Saleh, tercatat sebagai pendiri sekaligus Panglima Besar PETA. Bagaimana tanggapan Mabes TNI AD?

Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah mengatakan tak mempermasalahkannya karena Saleh sudah tidak menjadi anggota TNI AD sejak tahun 2012.

"Ormas PETA tidak ada kaitannya dengan TNI AD. Kalau sudah keluar dari TNI AD maka yang bersangkutan sudah menjadi warga negara biasa seperti pada umumnya," kata Sabrar saat dikonfirmasi wartawan beberapa saat lalu, Kamis (28/1).

Muhammad Saleh telah mengundurkan diri dari TNI AD. Jabatan terakhirnya di TNI AD adalah Wakil Komandan Yonif 754 dengan pangkat Mayor Infanteri.

Tadi pagi beredar pesan bahwa ada ormas bernama PETA. Dalam pesan tersebut disebutkan Muhammad Saleh merupakan
salah satu barisan sakit hati terhadap organisasi TNI dan kemungkinan dia tidak sabar menunggu jabatan Panglima. Bahkan dalam informasi itu juga disebutkan, para pengurus PETA telah melakukan kegiatan pada 22 Januari 2016, yakni survei ke kawasan Tangkahan, Kecamatan Batang Serangan, Kabupatan Langkat, Sumatera Utara.

Survei dilakukan terkait dengan rencana kegiatan Pelatihan Dasar Brigade PETA yang akan diikuti oleh sekitar 100 orang peserta.

Latihan itu rencananya akan dimulai pada tanggal 1 sampai 5 Maret 2016 mendatang. Salah satu materi latihan dasar yang akan dilaksanakan adalah latihan fisik/kemiliteran.

PETA (Brigade Pembela Tanah Air), masih berdasar informasi itu, adalah suatu wadah bentukan beberapa organisasi, antara lain Liga Muslim Indonesia (LMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Pemuda Islam (GPI), Komite Integritas Anak Bangsa (KIRAB), Forum Muhammadiyah 1912, dan Komite Revolusi Agraria (KRA). Adapun tujuan pembentukan PETA adalah melakukan pembelaan terhadap hak-hak pribumi dan menentang dominasi asing dan 'aseng' (Tiongkok).

Sedangkan LMI Sumut diketahui termasuk organisasi yang menjadi pendukung ISIS. Yang mana salah satu tokohnya, yaitu Afrian (Sekretaris LMI) duduk dalam kepengurusan PETA.

Informasi itu diakhiri dengan kalimat, " Perlu dilakukan giat monitor khusus dalam rangka mengantisipasi kemungkinan kegiatan tersebut sebagai upaya perekrutan kader jaringan pendukung ISIS di Sumut melalui PETA."[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel