Penghuni Lembaga Pemasyarakatan jadi sasaran empuk rekrutmen pelaku teror di Indonesia. Pasalnya, kebutuhan hidup yang terus meningkat serta keterbatasan untuk memenuhi hal itu membuat para residivis mudah ditarik untuk menjadi pelaku teror.
Hal itu disampaikan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Binjai Made D, Selasa (26/1).
"Sepintas tidak mungkin residivis kriminal menjadi teroris. Namun apabila pelaku sudah diproses hukum dan masuk ke lingkungan lapas, di sana mereka bisa leluasa melakukan rekrutmen,"
Made mengatakan sebagai contoh, di Lapas Binjai saat ini dihuni seribu tahanan. Sebanyak 700 diantaranya tersandung kasus narkoba. Pada umumnya, lanjut Made, para narapidana kasus narkoba cendrung malas dan tak mau bekerja.
"Orang seperti ini yang gampang direkrut masuk ke dalam kelompok radikal setelah keluar dari lapas," ujar Made.
Untuk itu, sambung Made, pemberian pengetahua wawasan kebangsaan dan agama perlu dilakukan terus selama masih berstatus narapidana.
"Misalnya dengan mendatangkan ulama atau Dandim/Kapolres dan sebagainya untuk memberikan siraman rohani kepada napi," tandas Made. [hta]
KOMENTAR ANDA