Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengungkap kekurangan di tubuh Polri yang membuat jumlah anggotanya yang tewas dan luka-luka saat bertugas cukup banyak di bulan pertama 2016.
Berdasar data yang dibeberkan Indonesia Police Watch, sejak awal bulan sampai hari ini saja ada lima anggota Polri yang tewas secara mengenaskan oleh para pelaku kriminal. Di bulan Januari ini juga terdapat 13 polisi yang luka-luka. Jumlah ini meningkat tajam jika dibanding Januari 2015. Saat itu hanya ada satu polisi tewas dan satu polisi luka.
Kapolri mengungkapkan bahwa ada kekurangan dalam prosedur standar dan perlengkapan yang dipakai anggotanya di lapangan.
"Terjadi korban di pihak Polri luka dan meninggal, ini jadi keprihatinan dan akan diperbaiki di SOP (prosedur standar). Dalam penggerebekan pasti ada SOP. Senjata dan surat perintah. Dan perlengkapan yang digunakan senjata api," kata Badrodin, saat rapat dengan Komisi III DPR RI, di Senayan, Jakarta, Senin (25/1).
Ia akui, jika polisi menjadi korban dalam dinas lapangan, pasti ada yang salah dalam SOP. Untuk penanganan suatu kasus, satuan yang merasa kekurangan anggota bisa meminta bantuan ke pihak polisi setempat sehingga memperkecil risiko jatuh korban di pihak petugas.
"Jika polisi jadi korban, ada sesuatu yang salah dalam SOP," ujar dia.
Selain itu, Kapolri juga mengakui struktur komando kepolisian di daerah-daerah masih kekurangan peralatan pelindung yang bisa menjamin keselamatan anggotanya.
"Kita masih kekurangan body protector. Tidak semua Polsek punya," tambahnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA