Ketua DPP Forum Komunikasi Bela Negara (FKBN) Provinsi Sumatera Utara, Yonge LV Sihombing mengatakan pemahaman tentang pentingnya bela negara harus diajarkan sejak pendidikan dasar bahkan sejak pendidikan usia dini. Hal ini disampaikannya menyikapi ancaman yang dihadapi oleh negara yang berasal dari warganya sendiri karena degradasi kecintaan terhadap negara dan ideologinya. Salah satunya menurut Yonge yakni munculnya aksi terorisme yang menurutnya juga turut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang bela negara.
"Kondisi kebangsaan dan kenegaraan yang berkembang akhir-akhir ini ditandai dengan nilai-nilai Pancasila telah mengalami marjinalisasi dan kurang dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya, Senin (25/1).
Yonge menyebutkan, atas kondisi ini FKBN Sumut menurutnya sangat konsern dalam membantu pemerintah dalam menerapkan bela negara kepada masyarakat. Hal ini diharapkan akan membuat paham-paham radikalisme tidak akan berkembang di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
"Pengaruh paham radikalisme dan gerakan komunisme gaya baru semakin tinggi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, konflik sosial, ancaman narkoba, dampak negatif media sosial, penegakan hukum yang berkeadilan, seperatisme, sengketa batas wilayah dan ancaman Ipoleksosbudhankam menjadi tantanga besar saat ini," ujarnya.
Untuk mewujudkan tingginya pemahaman terhadap bela negara, FKBN menurutnya sudah menyusun program seperti diklat bela negara dengan sasaran masyarakat lintas profesi seperti guru, nelayan, petani, ormas dan lainnya. Mereka berharap warga lintas profesi ini akan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Penerapannya harus secara massif mulai dari pendidikan dasar hingga bangku perkuliahan dan lintas usia," demikian Yonge.[rgu]
KOMENTAR ANDA