post image
KOMENTAR
Terlepas kontroversi kehadiran Gerakan fajar Nusantara (Gafatar), setidaknya para pengikut organisasi itu telah melakukan revolusi mental.

Demikian dikatakan wakil koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Puri Kencana Putri saat jadi narasumber dalam diskusi bertajuk "Astaga Gafatar..." di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1)

Para pengikut Gafatar memiliki kemandirian di bidang ekonomi dan pangan. Ini merupakan cara mereka bertahan hidup dalam menghadapi realitas di Indonesia

"Kelompok Gafatar ini menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini masih jauh sekali dari penyediaan akses kemandirian pangan dan ekonomi. Sehingga mereka mendorong kemandirian dalam hal ekonomi dan pangan. Itu realistis," jelasnya.

Puri menilai keyakinan mereka mencerminkan kegagalan negara dalam memberikan kehidupan yang layak bagi anggota organisasi.

"Mereka bermigrasi secara mandiri dengan uang mereka sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Mereka juga membeli properti di Kalimantan dengan luas 500 hektar untuk tempat tinggal mereka," ujarnya.

Lanjut Puri, jika melihat keyakinan yang ada di dalam diri para pengikut Gafatar, pemerintah seharusnya bisa melakukan pendekatan dengan cara dialog. Cara ini justru menurutnya dapat menekan pemikiran negatif yang telah mengilhami mereka untuk meninggalkan keluarga dan memilih bergabung dengan kelompok Gafatar.

"Pemerintah seharusnya membuka pintu dialog dengan Gafatar dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan langsung mencap mereka sesat ataupun ilegal," pungkasnya.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel