post image
KOMENTAR
Petani di Desa Pasar VI Tandem Hulu, Binjau Utara mengeluhkan nasib mereka yang belakangan ini semakin jauh dari keberuntungan.

Setelah harga gabah kembali merosot ke kisaran Rp.4.500, kini petani di tempat itu kembali dilabrak harga kebutuhan pertanian yang terus merangkak.

"Kemarin harga padi Rp. 4.600/kg, sekarang Rp. 4.500/kg, sedangkan harga pupuk dan harga pestisida semakin naik, apalagi harga beras semakin tinggi, sementara kebutuhan pokok semakin meningkat terus. Bagaimana kehidupan petani bisa sejahtera? Kalau begini terus, sementara Pemerintah tidak mau memperjuangkan petani, bagaimana nasib petani?" keluh Kholid, warga Desa Pasar Vi Tandem Hulu kepada MedanBagus.Com.

Hal senada juga disampaikan Rosiah. Warga yang kesehariannya bertani itu juga mengeluhkan penderitaan yang dialaminya.

"Tak ada yang membela kami. Petani di daerah sini sebelum merka menanam padi ada yang pinjam uang sama cukong atau tengkulak untuk modal menanam padi tersebut, sehingga setelah mereka panen hasil panen tersebut dijual kepada mereka (cukong) dengan harga yang sudah ditentukan," kata Rosiah.

Namun begitu, baik Kholid dan Rosiah, pada umumnya petani di wilayah itu masih tetap beryukur. Pasalnya pada musim panen tahun ini, tanaman mereka jauh dari serangan hama.

"Sudah nasib kami begini. Begitu pun kami harus bersyukur. Sebab walau panen satu tahun sekali, tahun ini tak ada hama yang menyerang kami," tandas Rosiah. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi