Serangan teror yang terjadi di kawasan Sarinah-Thamrin, Jakarta pada Kamis kemarin (14/1) telah mencerabut rasa aman rakyat dan bangsa Indonesia. Untuk itu, siapapun pelaku dan apapun motifnya harus segera diusut tuntas dan transparan oleh pihak kepolisian.
"Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi, tak terkecuali adanya anggapan pengalihan isu batas terakhir PT. Freeport tawarkan divestasi saham kepada Indonesia," ujar Ketua Umum Presidium Sekber Indonesia Berdaulat Ali Mahsun kepada redaksi, Jumat (15/1).
Dia menjelaskan, hingga saat ini ekonomi Indonesia belum pulih dari krisis, bahkan sebaliknya semakin terpuruk. Rakyat makin miskin dan menderita akibat himpitan ekonomi dan ambruknya daya beli. Ditambah kegaduhan politik silih berganti dan kepastian penegakan hukum semakin jauh dari harapan.
"Kini, keamanan Indonesia terkoyak akibat bom yang mencerabut rasa aman rakyat. Ada apa dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-JK," ujar Ali.
Menurutnya, teror yang menimpa Ibu Kota Jakarta kemarin menjadi bukti bahwa rezim pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) melengkapi ketidakmampuannya mengelola bangsa dan negara. Bukan saja gagal mewujudkan stabilitas ekonomi, politik dan hukum, lebih dari itu, rezim Jokowi-JK telah gagal total mewujudkan keamanan bangsa dan Negara Indonesia dan tidak mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat.
"Untuk itu, kami mendesak Jokowi-JK segera mengundurkan diri sebagai Presiden dan Wapres RI sebelum Indonesia hancur berantakan. Kalau tidak mampu pimpin Indonesia adalah sangat arif dan bijaksana kalau Jokowi-JK segera mundur dengan legowo demi nasib dan masa depan rakyat, bangsa, dan negara," tegas Ali yang juga ketua umum DPP Asosiasi Pedagang kaki Lima Indonesia (APKLI). [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA