Peran perempuan sebagai ibu, istri atau guru pertama dan utama sangat berkontribusi besar dalam mencegah paham radikalisme secara dini di dalam sebuah keluarga.
Demikian disampaikan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo pada seminar "Peran Organisasi Keagamaan Perempuan Dalam Menanggulangi Kekerasan dan Radikalisme untuk Ketahanan Bangsa" di Jakarta, Kamis (14/1).
"InsyaAllah kalau semua perempuan sebagai ibu memerankan perannya sesuai dengan norma-norma keagamaan dan norma-norma hukum, maka tidak ada satupun keluarga (suami, istri dan anak) yang tertarik dan terkecoh oleh radikalisme," kata Giwo Rubianto yang menjadi keynote speech dalam seminar itu.
Menurutnya, ketahanan keluarga sebagai benteng untuk mencegah timbulnya radikalisme, melalui peran wanita dalam konteks Ibu Bangsa dengan naluri keibuan yang terlatih sehingga lebih peka dan akurat maka dapat membentengi dan mencegah secara sempurna dengan cara mengawasi, memperhatikan, mencermati dan memonitoring anak-anaknya dan seluruh anggota keluarganya secara terus-menerus.
Dan secara individu, lanjut Giwo Rubianto, seoarang perempuan (ibu) dengan kesadaran yang mandiri harus terus-menerus untuk mengupdate dirinya tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk soal radikalisme.
"Mari terus kita libatkan wanita sesuai peranannya sebagai mitra sejajar laki-laki dalam mencegah radikalisme," demikian Giwo Rubianto. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA