Rizal Ramli mendengarkan dengan seksama pernyataan tamu-tamu yang memenuhi ruang utama kediaman dinasnya di Jalan Widya Chandra V/24, Jakarta, Rabu malam (13/1). Tamu-tamunya kali ini berasal dari berbagai kalangan, ada wakil rakyat, aktivis, cendekia, hingga budayawan dan seniman. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan kepada sang tuan rumah.
Ada yang bertanya, misalnya, apakah manuver Rajawali kepret yang belakangan menjadi trade mark dirinya adalah bagian dari perintah khusus Presiden Joko Widodo? Ada juga yang bertanya apakah dirinya punya persoalan pribadi dengan figur tertentu di tubuh Kabinet Kerja.
Hal lain yang disampaikan tamu-tamunya adalah dukungan terhadap keberanian dan ketegasan Rizal Ramli, serta yang paling utama, konsistensinya membela kepentingan publik. Beberapa tamu menyampaikan keprihatinan terhadap prilaku anggota Kabinet Kerja yang tampak jelas membela kepentingan yang lebih sempit.
Di sisi lain mereka memuji Rizal Ramli karena tanpa ragu-ragu melemparkan wacana PengPeng merujuk pada penguasa yang mempergunakan jabatan untuk kepentingan bisnis miliknya maupun keluarga dan kelompoknya.
Seorang anggota DPRD mempertanyakan manuver Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kasus Freeport, pungutan liar dana ketahanan energi, dan Blok Masela, yang lebih tampak sebagai manuver pribadi yang membahayakan posisi Presiden Jokowi.
Rizal Ramli duduk diapit sejarawan Asvi Marwan Adam dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Di antara tamunya tampak antara lain Effendi Gazali, anggota DPD Nono Sampono, pengamat politik Hendri Satrio, dan pengamat hukum Margarito Kamis, juga aktivis M. Hatta Taliwang.
Adapun Kordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menjadi moderator yang mengatur alur pembicaraan.
Deretan meja di depan tamu-tamu Rizal Ramli dipenuhi penganan ringan dan buah-buahan. Pertemuan berlangsung santai, beberapa tamu memakai batik berlengan panjang dengan sepatu mengkilap, ada juga yang mengenakan kaos dan sendal. Tak jarang tawa pecah memenuhi ruangan menyahut lelucon yang dilemparkan ke udara.
Mengawali jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tamunya, Rizal Ramli mengatakan bahwa kejahatan orang-orang yang berkuasa hanya dapat dihadapi dengan konspirasi hati yang berpihak pada rakyat.
"Tidak selalu kita bertemu. Tetapi dari apa yang saya dengarkan tadi, saya yakin hati kita sama, perasaan kita sama, sama-sama untuk rakyat. Inilah konspirasi hati," ujarnya.
Rizal Ramli mengatakan, menjadi bagian dari pemerintah bukan hal yang mudah karena tetap harus berhadapan dengan berbagai persoalan. Menurutnya persoalan paling berat karena harus berhadapan dengan sesama anggota kabinet yang punya orientasi berbeda dan berseberangan dengan orientasi kerakyatan presiden.
Rizal Ramli juga mengatakan dirinya yakin bahwa kelompok di lingkaran kekuasaan yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok pada akhirnya akan dapat dikalahkan.
"Mereka biasa main uang, termasuk untuk menutupi informasi dan kebenaran. Sementara uang hanya bisa dikalahkan oleh uang yang lebih besar. Tapi saya yakin mereka bisa dikalahkan dengan konsistensi memperjuangan yang benar dan militansi," demikian Rizal Ramli menutup teori konspirasi hati.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA