Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono bangga terhadap orang Batak. Kebanggaan ini bukan tanpa alasan.
Hal itu disampaikan Basuki saat memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan siswa SMA unggulan Teknologi Del, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara, Minggu (10/1).
Hadir dalam kuliah umum menkopolhukam Luhut Binsa Panjaitan, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Kehutan dan Lingkungan Hidup (KLH) Siti Nurbaya. Menteri-menteri itu bergantian memberi wejangan pada pemuda-pemudi di sekolah binaan Luhut itu.
Basuki bercertia, dia lulus dari sekolah tingkat menegah atas (SMA) di Jayapura sekitar tahun 70-an. Saat itu kata Basuki, sekolah disana kalah unggul dibandingkan Jakarta atau kota besar lainnya.
Namun demikian, dia bisa menyelesaikan sekolahnya sampai tingkat doktoral (S3) di Amerika Serikat. Bahkan saat itu, beasiswa magister (S2) dan S3-nya diputus. Padahal Indonesia di tahun 80-an tidak punya stok pakar atau doktor yang banyak.
Basuki muda pun memutuskan untuk curhat pada istrinya. "Saya bilang ke istri saya, berani tidak dengan saya sendiri tidak punya apa-apa gini? Orang Batak itu kalau cuma kaya gini bisa hidup," kenang Basuki.
Dengan berbekal cara berjuang orang Batak itulah, dia dan istrinya akhirnya semangat. Setelah dihitung-hitung, Basuki dan istrinya menyanggupi untuk sekolah hingga mendapat gelar tertinggi di akademik itu. Basuki pun mengaku menjadi kuli hingga menjual koran, sementara istrinya bekerja menjadi pelayan di rumah makan untuk menyambung hidup dan membiayai kuliah.
"Semangat orang Batak itu yang saya pegang. Makanya saya bangga dengan orang Batak. Jadi intinya kita semua bisa pintar, asal punya fighting spirit tinggi, akhlak karimah. Indonesia pasti maju, Danau Toba juga maju," demikian Basuki.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA