Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menegaskan akan membuat skema manajemen bisnis yang teratur supaya masyarakat di luar Danau Toba juga menikmati hasil dari pengelolaan pariwisata di waduk terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
"Kita tidak mau yang makmur nanti cuma Danau Toba, masyarakat sekitarnya di Sumatera Utara, di luar Danau Toba juga harus makmur," kata Rizal saat memimpin rapat koordinasi (rakor) tindak lanjut badan otorita Danau Toba di kampus IT Del, Laguboti, Tobasa, Sumatra Utara, Sabtu (9/1)
Rizal menegaskan danau toba harus berbeda cara pengelolaan bisnisnya dengan pariwisata Bali yang masih banyak melakukan impor baik di sektor makanan, minuman ataupun perkakasa. Akibatnya, kemakmuran hanya dirasakan di titik-titik tertentu dan dan menular diluar daerah pariwisata pulau dewata itu.
Atas dasar itu, nantinya kata mantan Menko Perekonomian era Abdurrahaman Wahid itu, pemerintah akan mengelola pariwisata Danau Toba layaknya mengelola real estate.
"Nanti akan kita libatkan daerah-daerah diluar danau toba untuk membuat makanan, minuman, buah-buahan, pakaian dan pernak-pernik. Jadi daerah diluar danau toba juga makmur," kata Rizal
Tak hanya itu, dalam mengelola hotel pun, pemerintah kata Rizal tak akan mengizinkan untuk membuka peluang bagi pengusaha hotel untuk langsung membuka bisnisnya secara sembarangan.
"Misalkan nanti di tahun pertama hanya 10 hotel dulu, kalau sudah ramai banget baru ditambah lagi. Makin mahal harganya, investasi pemerintah cepat kembali. Ini namanya management competition, bukan bebas," ungkapnya.
Tak hanya bisnis perhotelan, pemerintah pun akan mengatur penjualan pernak-pernik atau buah tanah khas batak seperti ulos. Pemerintah tak akan membiarkan penjual ulos atau hasil buah tanga lain di danau Toba terlampau banyak.
"Kita kelola hanya 40 toko ulos dulu, 20 toko pakaian khas danau toba, 20 pernak-pernik. UKM makin lama makin makmur,"kata Rizal
Khusus untuk pengelolaan pariwisata berbasis eco-tourism, Rizal pun meminta kepada menteri kehutanan dan lingkungan hidup (KLH) Siti Nurbaya untuk memberikan 500 hektar tanah dibawah kewenangannya pada wilayah sekitar danau toba.
"Sekarang kementerian KLH punya 1200 hektar di sekitar danau toba. Kita minta 500 hektar biar nanti dibuat eco-tourism, lingkungannya jadi bagus dan ideal. Kalau ibu kasih nanti dikasih ulos sama warga batak," demikian seloroh menteri yang terkenal denga jargon rajawali bangkit dan kepret itu.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA