Pasca diperpanjangnya masa tanggap darurat hingga Februari 2016, para pengungsi bencana alam erupsi Gunung Sinabung kini mulai mengalami pasokan bahan makanan dan terbatasnya sejumlah fasilitas umum karena sudah mulai tidak berfungsi.
Ketua Posko Pengungsi Gunung Sinabung Riantonius menuturkan, hingga saat ini pasokan makanan seperti sayuran dan ikan sudah mulai terhenti, sehingga menyebabkan para pengungsi mengeluh.
"Bagaimana tidak mengeluh, ini urusan perut, tapi hampir semua bahan makanan macet. Kita berharap pemerintah memperhatikan kembali pengungsi-pengungsi disini, apalagi status tanggap darurat Gunung Sinabung diperpanjang hingga bulan depan," ujarnya, Sabtu (9/1).
Dia menambahkan, selain pasokan makanan, fasilitas umum juga menjadi masalah. Banyak yang sudah tidak berfungsi seperti toilet umum dan air bersih. Padahal, lanjutnya, pemerintah menjanjikan hal tersebut, namun banyak yang belum terealisasi.
"Semua masalah inilah yang membuat para pengungsi nekat meninggalkan lokasi pengungsian, karena sudah tidak diperhatikan lagi oleh pemerintah setempat," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan salah seorang Pengungsi Samsul Bahri Tarigan. Ia mengungkapkan, banyak fasilitas umum yang rusak, seperti sumur bor dan toilet.
"Selama ini, sumur bor nya kan pakai minyak solar supaya mesinnya hidup, tapi minyaknya itu dari pemerintah. Nah, sekarang pasokan minyaknya juga tersendat. Jadinya untuk memperoleh air bersih pun kita sulit. Selain itu, bumbu-bumbu masakan pun juga banyak yang kosong," bebernya.[rgu]
KOMENTAR ANDA