post image
KOMENTAR
Seorang militan Negara Islam (ISIS) diketahui membunuh ibu kandungnya sendiri di sebuah alun-alun terbuka di ibu kota Raqa, Suriah, lantaran sang ibu meminta anaknya meninggalkan organisasi itu.

Ali Saqr (20) telah melaporkan ibunya sendiri yang bernama Lina kepada pihak berwenang ISIS di Raqa.

"Karena ibu ini berusaha membujuk anaknya meninggalkan ISIS dan kabur dari kota itu," kata Observatorium HAM Suriah seperti dikutip Antara, Sabtu (9/1).

ISIS kemudian menangkap sang ibu dan mendakwanya dengan tuduhan murtad.

Rabu pekan ini Lina ditembak mati oleh anak kandungnya sendiri di depan ratusan orang di dekat gedung kantor pos Kota Raqa.

Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman menyebut sang ibu yang masih berumur 40-an tahun, tinggal di kota terdekat Tabaqa tetapi bekerja di Raqa. Peristiwa ini mendapatkan kecaman luas dari para pengguna media sosial.

Raqa adalah ibu kota de facto ISIS yang menerapkan hukum Islam keras di daerah-daerah yang dikuasainya di Irak dan Suriah. Di antara kejahatan yang harus dihukum mati menurut ISIS adalah homoseksualitas, memperlihatkan aurat, zina dan berhubungan badan dengan binatang. Yang juga akan dihukum mati adalah tindakan memblokir jalan, berkhianat dan bekerja untuk musuh-musuh ISIS.

ISIS juga menghukum mati mereka yang menangkap dan menyiksa aktivis atau pejuang anti ISIS tanpa izin dari pihak berwenang ISIS.

Namun demikian, di daerah-daerah yang dikuasai ISIS penggunaan tentara anak dan memiliki budak adalah legal. ISIS sendiri dituduh melakukan pembunuhan massal, penyiksaan, pemerkosaan dan perbudakan seks selama menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah.[rgu] 

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel