Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Gus Irawan Pasaribu mengatakan seharusnya penyusunan APBN 2016 belajar dari pengalaman 2015. Hal ini disampaikannya menyikapi adanya pengajuan tingkat pertumbuhan 5,5 persen oleh pemerintah. Menurut politisi Gerindra asal Sumatera Utara ini, pengajuan tersebut masih terlalu optimis mengingat capaian tahun 2015 masih jauh dari target.
"Padahal siapa pun bisa melihat tahun ini tidak akan lebih baik dari tahun lalu. Kita lihat target pertumbuhan di APBN-P 2015 yang ditetapkan 5,7 persen. Itu sudah tidak kita tawar-tawar. Padahal outlook (proyeksi) sampai akhir tahun pertumbuhan kita sebenarnya hanya lima persen. Bahkan kemungkinan hanya 4,8 persen atau satu persen di bawah target," katanya melalui rilis kepada redaksi, Senin (4/1)
Kalau kondisinya seperti itu, menurut Gus, ada deviasi hingga 20 persen.
"Lho kita jadi heran penyimpangannya kok sampai 20 persen. Karena tiap satu persen pertumbuhan tidak tercapai berarti ada penyimpangan 20 persen. Itu sudah tidak realistis. Pada akhirnya hanya kawan-kawan dari Gerindra saja yang menolak. Kawan-kawan dari fraksi lain secara pribadi pun menolak. Tapi begitu keputusan kolektif mereka terpaksa menerima. Itu tidak bisa disalahkan karena pengambilan keputusannya secara politis,"ungkap Gus.
Mantan Dirut Bank Sumut ini mengaku aneh dengan cara pemerintah menetapkan APBN.
"Heran kita. Yang ditetapkan duluan adalah sisi pengeluaran. Baru dicari penerimaannya. Harusnya dibalik. Kemudian target pajak misalnya, angka yang ditargetkan tidak dikordinasikan dengan para kepala kantor wilayah. Pokoknya Kakanwil hanya menerima target dari pemerintah pusat. Wajar kalau terjadi banyak kejanggalan target penerimaan negara," ungkapnya.
Menurut Gus, masih ada solusi dan perbaikan yang bisa dilakukan.
"APBN itu disahkan di DPR-RI. Dan kontrolnya juga pasti kawan-kawan di DPRI-RI. Kita ingin kawan-kawan membuka mata atas kondisi ini. Kalau kami sudah konsekuen menolak APBN tapi karena jalan sendiri tentu lawan suara mayoritas fraksi lain anggaran tersebut disetujui. Kalaupun kita menolak bukan berarti ingin menggagalkan kinerja pemerintah. Kami hanya mengkritisi hal-hal yang tidak pro rakyat serta instrument yang tak masuk akal," ujarnya.
Gus meminta presiden dan wakil presiden serta unsur pimpinan negara ini jangan menggariskan sesuatu yang tak masuk akal.
"Mestinya seorang pemimpin minta masukan dari para pembantu-pembantunya. Sebesar apa kemampuan untuk mengelola APBN. Kawan-kawan kita di dewan juga banyak yang salah karena sebenarnya di legislatif lah pengawasannya. Kalau sekarang ini bisa saya katakanbenarlah Gerindra karena konsisten menolak APBN 2016," demikian Gus Irawan.[rgu]
KOMENTAR ANDA