Perdagangang bebas lintas negara di Asia Tenggara yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku sejak awal 2016. Namun nelayan kecil belum siap menghadapi gempuran persaingan dikarenakan masih sangat banyak persiapan yang tak kunjung dibenahi.
Untuk menghadapi MEA, pemerintah disarankan membentuk bank khusus untuk nelayan. Bank Nelayan ini akan sangat membantu para nelayan kecil untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti penyediaan alat-alat tangkap, peminjaman usaha modal kerja, pengadaan kapal nelayan, usaha hulu hingga hilir di sektor perikanan dan kelautan, pendidikan dan kesehatan nelayan, perumahan nelayan kecil, transaksi dengan Negara asing untuk nelayan.
"Kebutuhan akan bank khusus nelayan, berupa bank nelayan sangat penting. Menghadapi MEA ini, kalau tidak mau tergerus, ya nelayan kita harus dibantu dengan menyediakan Bank Nelayan yang bisa memberikan bantuan untuk segera membenahi persiapan dan kesiapan, termasuk untuk ekspor impor hasil perikanan nelayan nantinya," ujar Koordinator Bidang Energi dan Sarana Prasarana Perikanan DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Siswaryudi Heru, di Jakarta, Minggu (27/12).
Menurut Siswaryudi Heru, jika dibandingkan dengan segudang program berupa bantuan pemerintah kepada nelayan kecil yang akan dilakukan, maka kebutuhan permodalan untuk mendirikan Bank Nelayan bisa lebih irit, dengan mendepankan pelayanan bank yang prima dan membantu nelayan.
"Misal, untuk pengadaan kapal nelayan memang perlu, pengalihan bahan bakar minyak ke gas bagi nelayan untuk melaut juga sangat perlu, kebutuhan-kebutuhan mendasar itu perlu, tetapi tidak mesti dengan modelsinter klas yang membagi-bagikan begitu saja. Jika semua anggaran yang diperuntukkan bagi nelayan itu dipergunakan mendirikan Bank Khusus nelayan, tentu tidak perlu semua anggaran terserap hanya untuk bank itu. Dan nelayan pastikan dibantu lewat bank tersebut," papar Heru.
Selain itu, dengan melihat persaingan MEA yang tidak mudah bagi nelayan Indonesia, Siswaryudi menyampaikan, proses produksi ikan dan juga berbagai jenis hasil kerja dan produk nelayan kecil akan bisa bernilai tinggi untuk ekspor. Karena itu, Ban Nelayan akan menjadi sokoguru perdagangan sektor perikanan dan kelautan di musim MEA.
"Bank asing saja berani dan ada di Indonesia dan masuk ke berbagai sektor Indonesia. Nah, Bank Nelayan ini, bisa menjangkau semua transaksi dari hulu hingga hilir. Serta jika ada transaksi pihak luar berupa L/C saja pun sudah menguntungkan Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Pakar Hukum Ekonomi Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof Jonker Sihombing menyampaikan, boleh-boleh saja setiap sektor memiliki Bank Khusus, seperti Bank Nelayan, Bank Tani dan lain sebagainya. Akan tetapi, perlu upaya yang sangat serius dan harus memiliki standar yang tegas dan jelas agar pro nelayan dan petani.
"Dahulu pun BRI yang ada sekarang adalah berasal dari Bank Khusus Tani, Nelayan. Kini menjadi BRI. Dan memang fokusnya seharusnya untuk masyarakat kecil," ujar Bekas Presdir Bank Mandiri itu.
Menurut Jonker, pemerintah bisa memikirkan efektivitas permodalan kepada nelayan dengan menyediakan anggaran yang efektif dan tepat sasaran.
"Dengan sistem keuangan per-bankan memang bisa melakukan banyak hal. Bisa membantu sektor-sektor ril yang ada," pungkas dia.[rgu]
KOMENTAR ANDA