Dari 264 daerah yang mengikuti gelaran Plkada serentak 2015, terdapat 151 daerah yang diikuti oleh calon kepala daerah yang kembali mencalonkan untuk kedua kalinya atau yang lebih dikenal dengan istialah petahana atau incumbent. Mulai dari kembali mencalonkan dengan pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang sama (tetap kongsi), sampai dengan kembali mencalonkan dengan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berbeda (pecah kongsi).
Berangkat dari hal tersebut Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) melakukan penelitian singkat dengan memanfatkan hasil pindai C1 yang diunduh oleh KPU melalui aplikasi situng (sistem hitung), dengan tujuan untuk mengelaborasi lebih jauh tingkat keterpilihan petahana yang dikorelasikan dengan koalisi yang dibangun serta besaran indeks effective number of parliamentary parties (indeks ENPP) di parleman daerah tersebut. Namun demikian, dari 151 daerah terdapat tujuh daerah yang masih kosong karena belum melakukan upload C1, sehingga hanya terdapat 144 daerah yang memiliki petahana untuk ditelaah lebih jauh keberadaanya.
Peneliti Perludem, Heroik Pratama mengatakan berdasarkan hasil pemantauan akhir yang dilakukan pihaknya melalui laman pilkada2015.kpu.go.id pada tanggal 21 Desember 2015. Dari 144 daerah yang ada, petahana masih mendominasi kemenangan di 96 daerah dan mengalami kekalahan di 48 daerah.
Dari 96 daerah yang dimenangkan oleh petahana, 21 daerah dimenangkan oleh petahana dengan kongsi tetap dan lima daerah dengan calon petahana dengan kongsi tetap mengalami kekalahan. Selain itu, di 22 daerah dengan petahana yang pecah kongsi, 14 daerah diantaranya dimenangkan oleh mantan wakil kepala daerah. Sedangkan 8 daerah lainnya dimenangkan oleh kepala daerah sebelumnya dengan pasangan calon wakil kepala daerah baru.
Heroik Pratama mengungkapkan, jika ditinjau dari temuan ini, maka petahanan masih mendominasi kemanangan. Ini secara sederhana dapat diartikan bahwa pemilih masih menghendaki kepala daerah tersebut untuk kembali memimpin daerahnya. Dengan kata lain dapat diasumsikan bahwa, kembali terpilihnya petahana oleh pemilih merupakan bentuk penghargaan dari pemilih kepada petahana yang telah bekerja dan menghasilkan kebijakan serta program-progam yang dapat dirasakan langsung oleh pemilih di daerah pada periode sebelumnya.
Dengan skema perilaku pemilih rasional demikian, maka dapat dikatakan 96 daerah yang dimenangkan oleh petahana mendapatkan penghargaan sekaligus kepercayaan oleh pemilih, untuk kembali menghasilkan kerja-kerja yang mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat didaerahnya baik dalam bidang ekonomi maupun lainnya.
"Meskipun, perlu ada penelitian lebih mendalam terkait latar belakang apa yang menyebabkan pemilih kembali memilih petahana, apakah betul-betul berbasisikan pada kinerja dan capaian yang dilakukan oleh petahana selama lima tahun sebelumnya. Atau, hanya berbasiskan pada strategi pemenangan yang dilakukan oleh petahana dalam masa kampanye," demikian Heroik Pratama.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA