post image
KOMENTAR
Bila kebenaran dikotori lumpur politik, maka sejarah yang membersihkannya. Dan bila politik yang sedianya suci itu menjadi kotor, maka puisi yang akan mencucinya.

Demikian adagium yang berkembang terkait dengan kebenaran, sejarah, politik dan puisi.

Kini politik Indonesia, kata sebagian orang, benar-benar berada dalam kegaduhan. Sementara orang menilai, kini pemerintahan multi-pilot. Orang pun susah membedakan mana kebenaran dan manipulasi; mana citra dan mana kesungguhan.

Saat ini, politik menjadi buram; dipuji dan dinista. Dibenci sebagai cara mengeruk keuntungan pribadi, namun juga dirindukan sebagai alat untuk mengendalikan dan membagi kekuasaan dengan benar untuk rakyat banyak.

Sulit dipisahkan, mana kegaduhan yang dibikin para mafia dan antek asing yang selama ini menyengsarakan rakyat. Inilah kegaduhan hitam, yang dibuat para mafia dengan cara membuat opini dan pengalihan isu, agar manuver dan kegiatan mereka mengambil sumber daya alam Indonesia tak terendus.

Sulit juga diterka maka kegaduhan putih, yang merupakan wujud Revolusi Mental, yang membawa perubahan dengan gebrakan yang menghentak dan mendobrak. Kegaduhan yang laksana halilintar di siang bolong, yang mencabik-cabik jaringan sistem kekuasaan yang selama ini dikendalikan oleh segelintir orang dan sudah berurat-berakar.

Di tengah kondisi ini, Kantor Berita Politik RMOL(grup medanbagus.com) menutup akhir tahun dengan Malam Baca Puisi. Malam Baca Puisi ini bertemakan "Disini, Aku Untuk Indonesia." Tema yang diharapkan mengguggah semua anak bangsa, untuk berterimakasih, memberi dan mengabdi kepada Ibu Pertiwi. Pengabdian yang bersih dari niat busuk kepentingan pribadi, politik buruk atau kegaduhan jenis aliran hitam.

Malam baca puisi ini akan digelar di  Gedung Serba Guna Galeri Nasional, Jakarta Pusat, malam ini (Senin, 21/12). Sejumlah pemimpin lembaga tinggi negara, para menteri, tokoh politik, gubernu, dan budayawan membacakn puisi, dalam satu tarikan nafas yang sama," Disini, Aku untuk Indonesiaku."[rgu/rmol]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya